Taraaa… yap betul, ini adalah main sign (papan penunjuk jalan) yang umum ditemukan di pinggir jalan raya maupun jalan tol. Fontasinya memang khas. Saya suka dengan desainnya, dengan huruf “g” yang seperti kepotong dan kesan tegas yang ditampilkannya. Jenis ini namanya Roadgeek. Kalo office-mu 2007 mungkin sudah ada. Nggak hanya huruf “g” yang unik, huruf-huruf lainnya juga unik seperti huruf “t” dan “a”. Kalo saya liat secara mendalam, mungkin idenya berawal dari pengguna jalan yang ingin tahu arah yang visibel sehingga dibuatlah huruf ini dengan penebalan (bold) dan tidak
caps lock. Warna hijau sebagai latar belakang dibuat berpendar ketika sorot lampu kendaraan mengarah ke papan penunjuk jalan itu. Cliiing… :D
Pengecualian, untuk di jalan raya biasa umumnya fontasinya caps lock (kapital). Yang pakai gaya sentence (gaya penulisan kalimat) umumnya di jalan tol. Tapi di daerah protokol banyak juga main sign yang bergaya sentence. Contoh: petunjuk jalan ke Taman Suropati ditulisnya
“Taman Suropati” (Roadgeek mode on) bukan “TAMAN SUROPATI”.
Mungkin sudah pada tahu kalo kita ngetik huruf gede-gede semua alias kapital tandanya lagi gerundel, marah, bete, dsb. Nah, karena jalan raya di kota umumnya padat macet sumpek, jadinya main sign-nya ditulis dengan fontasi kapital, nggak sentence. Makanya di jalan raya bawaannya stres. Kalo di jalan tol karena orang butuh cepat-cepat jadinya dilembutkan dengan gaya penulisan sentence. Yang sering lewat tol pasti ngeh kenapa papan penunjuk jalan disajikan secara kontinyu (bahasa apa ini), misal kita mau exit di Cibubur, nanti jelang sekitar 1 km papan penunjuk jalannya udah ditampilin : “Cibubur 1 km”, “Cibubur 500 m”, maksudnya biar kita antisipasi, ancer-ancer… “pak supir nanti exit Cibubur yak” begitu..
Ini pikiran saya aja sih, boleh kan,haha…
Ada yang tau darimana gaya penulisan main sign ini berasal? Rata-rata seluruh dunia mirip. Berhubung nggak punya dokumentasi dari luar, pake dokumentasi saya sajalah, haha..