Horee..personil om-om IPB menikaah. Yeah, you rock bro! Saatnya beraksi sebagai Maroon 5 di acara resepsinya, bhwehehehe..
Tak afdol tanpa swafoto bersama keluarga Paysage2012 :D |
Refi dan Silvi |
Sebenernya saya sejak awal mau naik motor ke Tangerang, tempat resepsi pernikahan bro Ref. Tapi setelah ngecek GoogleMaps dan ternyata jauh banget dan yakin bakal bikin tepos duduk di motor, walhasil saya berpikir buat nyarter mobil bareng anak-anak Tengtong. Tapi, jelang hari H, malah Glory dan Ray yang inisiatif duluan ngajak naik commuter line ke Tangerang. Kedengarannya menyenangkan! Saya belum pernah ke Tangerang, dan naik kereta api akan lebih cepat dan nyaman.
Boen Tek Bio |
Sebelum hari-H nikahan bro Ref, saya nginep di tempat Glory di bilangan Pasar Minggu. Ray tiba lebih dulu dari Bogor naik kereta juga. Rencananya kami bertiga akan berangkat bersama dari Pasar Minggu Baru. Kebetulan tempat Glory ada kamar kosong jadi kami bisa nginep disitu.
Padahal cuman mau kondangan, ampe nginep-nginep segala kalo dipikir :D Hal yang menyenangkan adalah saat kau masih bisa bersama teman-teman mainmu. Kau bisa keluyuran bersama mereka, kemana saja, makan suka-suka, tidak ada yang memarahi. Setidaknya sebelum menikah, kau masih 'merdeka'. Ahahahah. Saya nggak mengatakan bahwa menikah itu 'mengekang', tetapi, saat menikah, kau tentunya harus fokus dengan pasangan bukan? Jadi, bersyukurlah yang sudah menikah. Kau berani bertanggung jawab. Bagi yang belum? Nikmati saja dulu kesendiranmu. Mainlah yang jauh. Nikmatilah momen :D
Walhasil, saya baru tertidur jam 1.30.
Merah, warna khas masyarakat Tionghoa yang penuh semangat |
Sepanjang perjalanan dari Pasar Minggu Baru ke Tangerang yang cuma bayar empat ribu itu (serius, murah banget pakai commuter line), saya menikmati perjalanan. Sudah lumayan lama tidak naik kereta. Bahkan ke Tangerang pun belum pernah. Oya, fyi, jika kau hendak ke Tangerang, dari arah Bogor kau naik commuter line tujuan Jatinegara lalu berganti kereta di Stasiun Duri okeh. Alhamdulilah karena Sabtu, suasana tidak begitu ramai oleh penumpang. Cuaca juga mendung-mendung tipis adem. Trus tidur *lho. Tiba di Stasiun Tangerang, tuh dia, ada janur kuning. Oalah,,deket amat dari stasiun. Eco banget.
Mural di daerah belakang tempat resepsi. Kereeen.. |
Bisa aja ini Refi milih lokasi resepsi. Kawasan pusaka sepertinya. Setelah akad dan menanti waktu resepsi yang dimulai jam 11 siang, saya dan dua orang kawan saya berjalan menyusuri kawasan Pasar Lama. Menurut Ray kondisi jalannya khas kawasan kota lama gitu. Saya jadi teringat Kota Solo. Memang agak mirip suasananya. Bangunan-bangunan lama juga masih banyak berdiri.
Setelah menyusuri jalan sambil menahan lapar (belom sarapaaaan), kami makan di restoran Cina Medan halal di kawasan pasar. Mie ayam. Uenaak.. Minumnya pun liang teh, Kata yang punya, itu dari rumput-rumput gitu (waduh, bukan zoysia matrella kan bu?). Ternyata rasanya segar, mirip rasa liang teh yang dijual di minimarket. Mie ayamnya juga sedep,.kaldunya...rrrr..
Baguus |
Puas makan mi, kami menyusuri Pasar Lama. Ada Boen Tek Bio yang mengingatkan saya dengan Pecinan Suryakancana Bogor. Ada juga museum peranakan Cina Benteng di dalam pasar. Ada banyak penjual kue-kue dan toko-toko khas pecinan. Dan suasananya cukup bersih. Untuk kamu yang punya waktu beberapa jam saja di Tangerang, berjalan-jalan di sekitar pecinan ini bisa jadi alternatif wisata kamu, hehe..
Pohon janda merana (Salix babylonica) yang ditanam sepanjang kawasan bantaran Sungai Cisadane. Got the feeling? Tanaman itu bisa menciptakan nuansa taman bergaya China. |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar