Pemandangan areal parkir di IPB |
Whew..kabar ini cukup mengagetkan buat saya sebagai pemotor. Wah, bakalan nggak bisa ngeluyur keliling kampus pake motor dah ini, hehe.. IPB memang tahun-tahun belakangan ini mulai banyak berubah yang ke arah lebih baik tentunya. Namanya juga kebijakan, pasti ada pro dan kontra. Kabarnya, abang-abang ojek akan dipekerjakan dan diseleksi, nanti ada tap cash untuk naik bus (jadi tetap berbayar), dst.
Di salah satu akun media sosial kampus, banyak mahasiswa yang protes, khususnya bagi mahasiswa fakultas di kawasan dalam kampus seperti Fakultas B, C, dan D. Tak ketinggalan mereka yang praktikum ke kebun percobaan di areal dalam kampus. Kedengaran memang bakal merepotkan sekali sih. IPB bukan tipikal kampus yang hanya datang-duduk-mendengarkan dosen mengajar lalu sudah. Mayoritas jurusan di IPB yang mata kuliahnya mengharuskan praktikum sehingga harus wara-wiri keluar-masuk kampus.
Saat saya awal masuk IPB pada tahun 2006, jumlah motor memang nggak sebanyak sekarang. Asrama putra dulu yang bawa motor juga nggak begitu banyak.
Saya sebagai mahasiswa yang udah cukup lama ngendon di kampus ini (waduh jadi malu -_-) merasa mungkin inilah titik awal perubahan budaya bertransportasi di masyarakat kita *tssahh. Dimulai dari lingkup kampus, tempat yang menjadi 'dapur' manusia-manusia yang akan menjadi pemimpin di masa mendatang, menggantikan bapak-bapak kita sekarang ini. Kedengarannya memang normatif, klise, apalah itu. Tapi memang kadang mesti agak 'digalakin' dikit. Mau sampai kapan kampus ini dijejali oleh kendaraan bermotor yak..
Mungkin niat mulia IPB adalah agar sivitas akademik mulai membiasakan hidup sehat. Udah tahu kan kalau orang Indonesia kebanyakan males jalan kaki, hehe. Dikit-dikit motor, dikit-dikit mobil. Fasilitas bus kampus yang nyaman ber-AC, pedestrian yang nyaman dan aman, serta penyediaan sepeda kampus yang mumpuni, diharapkan menjadi 'budaya baru bertransportasi' kampus IPB. Emang banyak yang mesti dipersiapkan sih, jadi memang jangan langsung ujug-ujug berubah. Kalo bisa sih pemakaian bus kampus bisa gratis untuk mahasiswa dan untuk pengunjung berbayar. Pedestrian sepanjang kampus juga perlu dibenahi, belum semua nyaman untuk jadi tempat berjalan kaki. Yang nyaman itu contohnya ada di depan kawasan FEMA, lebar dan asri sama pepohonan. Yang nggak nyaman contohnya di depan Faperta, hahaha.. Kebanyakan rambu "Dilarang Parkir" sama "Dilarang Berhenti" (*tetep aja mobil-mobil pada parkir, hedeuh..). Yang berubah dan dibenahi memang bukan hanya fasilitas saja lho. Sivitas akademik juga harus ikut menyesuaikan perilaku. Bukan hanya mahasiswa, dosen dan staf juga. Yah,,maap-maap sih, memang kebanyakan pemakai mobil itu dosen kan? Yang pakai motor kebanyakan mahasiwa sama staf. Gitu deh pokoknya. Kalau mau berubah ya berubah sekalian. Mobil motor berkontribusi pada keruwetan jalan dan polusi lingkungan kan?
Kalo dari sudut pandang bikers kaya saya sih (*kemudian curcol) awalnya mungkin susah. Tapi ya namanya hidup mesti berubah ke arah lebih baik. Harus dibiasakan. Membiasakan yang baik dan benar. Mana tahu di kehidupan yang akan datang, di masa kita sudah tua atau bahkan sudah nggak ada, budaya bertransportasi Indonesia sudah jauh lebih baik dari sekarang. Sudah pada mau pakai transportasi umum. pedestriannya nyaman, banyak yang jalan kaki sekalian olahraga...
Busyet dah saya lagi kejedot apa nih tiba-tiba wise. Hahahah.. Pokoknya maju terus dan jayalah IPB kita :D
Tidak ada komentar :
Posting Komentar