Selamat yaa..
Semoga jadi keluarga Samara.. (sakinah mawaddah wa rahmah)
Doain gw nyusul ya..
Kapan nyusul?
Cepet nyusul yaa..
Usia saya sekarang ini adalah usianya orang-orang untuk
menikah. Saya, laki-laki usia 26 tahun, jomblo, dan menerima undangan
pernikahan hampir setiap minggunya. Pengirimnya tak lain tak bukan adalah
kawan-kawan saya: kawan dari SMP, SMA, hingga kuliah. Bahkan saat ini tren
mengirimkan undangan dengan cara yang lebih eco yaitu via whatsapp, message di
facebook, atau BBM. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya memaklumi bahwa era saya
hidup sekarang ini adalah era paperless. Konyolnya, saya suka lupa dengan
tipe-tipe mengundang yang lewat message facebook.
Facebook saya sudah ada sarang laba-labanya.
Apakah saya iri dengan teman-teman yang sudah menikah duluan?
Yeah tentu saja. Saya hanya manusia biasa, bukan alien dari planet
antah-berantah. Fitrah setiap manusia memang ingin berpasang-pasangan:
berkeluarga, memiliki keturunan, melebarkan kekerabatan.
Sebagai laki-laki berusia 26 tahun, dan jomblo, menghadiri
resepsi pernikahan teman sendiri nyatanya bukan hal yang mudah pula. Yeah, saya
termasuk aliran yang berpikir bahwa menghadiri resepsi pernikahan memang lebih
enak berdua dengan yang resmi (ehem), ataupun, dengan teman-teman komplotan
satu angkatan.
Menghadiri resepsi pernikahan seorang diri bagi saya pribadi
agak ngemalesin.
Bahkan saya pernah mengajak adik saya. Lumayan, makan
gratis. Hahaha.
Bertemu teman-teman yang sudah menikah, lalu ditanya-tanya
kapan menyusul, bagi saya pribadi itu menjengkelkan (doakan saja ya, begitu
selalu jawaban saya sambil nyengir kuda). Jadilah saya selalu datang di awal
acara, salaman dengan mempelai, lalu makan sekedarnya, lalu bergegas pulang.
Kadang saya salaman di akhir: celingak-celinguk mencari teman-teman yang
mungkin saja saya kenal, ngobrol, makan, baru salaman, lalu pulang. Model
resepsi ala standing party dengan durasi sekitar tiga jam memungkinkan saya
melakukan hal tersebut.
Catatan : nggak ada ketentuan bahwa dalam menghadiri resepsi
kita harus salaman dulu atau makan dulu. Kalau saya lapar berat, saya langsung
makan. Kalau saya lagi pengen salaman dulu, makan belakangan. Woles aja.
Sebenarnya bertanya kapan menikah itu bentuk perhatian teman-teman.
Mungkin semacam cambuk biar cepat juga. Berkali-kali ditanya seperti itu,
sekarang saya jadi kebal. Saya jadi berpikir awas aja yang nanya-nanya begitu
nanti nggak datang jika saya nanti mengadakan resepsi (*toyor). Dibawa asyik
saja lah. Sabarlah, jalan manusia memang beda-beda. Terima kasih atas perhatian
Anda semua. Hahaha.
1 komentar :
puk puk, katanya taun depan kan? bentar lagi laah.. sabar yaa mas eco :D
Posting Komentar