expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 24 April 2011

Kontemplasi Awal Tahun


Januari, 2011


Tahun Baru 2011, hm, seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu ada harapan pribadi untuk perbaikan hidup. Meski tak merayakan dengan pesta, sedikit aku menyukai suasana hari-hari jelang pergantian tahun. Tahun 2010; diisi dengan perjalanan penelitian, dan 2011; tahun penentuan. Haha,, aku masih belum menyelesaikan studiku di IPB. Dan tahun pun berganti, dan aku yakin aku merugi. Setidaknya aku mesti berusaha lebih keras meraih gelar Sarjana Pertanian dambaanku. Buatku, sudah saatnya mengakhiri kepanikan akan masa-masa akhir studi ini.

Pendidikanku tahun 2010 lalu, tampaknya diwarnai oleh kesibukan menjadi asisten mata kuliah di jurusanku. Banyak sekali cerita gembira dan haru yang mewarnai, bahkan sampai membuatku naik pitam, menabuh genderang dendam, yeah, itulah aku. Terlampau perasa dan melankolis.

Dan aku pun bergelut dalam jalanan ibukota yang aku selalu kagumi. Yang keangkuhannya memesonaku. Yang berbalut polusi debu jalan penuh harapan perbaikan hidup, yang tak tentu kapan kota itu menjadi kota yang manusiawi. Dan aku meneliti beberapa ruang hijau di pusat kota, dan aku dengan tabah melangkah menjalani, dan aku semangat menjalaninya.

Mengetik draft penelitian yang masih selalu menemui perbaikan, dan berhadapan dengan orang-orang yang mengusik dan meruntuhkan kesabaran. Ya Tuhan, tahun 2010 lalu penuh dengan kesia-siaan.. waktu, pikiran, biaya,,,

Aku ingin melawan diriku sendiri. Diriku adalah musuh besarku. Menuruti nafsu, dan langkah-langkah kemalasan, curiga, kesombongan, dan sifatku yang suka mendendam, adalah contoh sifat burukku. Pastilah aku bisa menguranginya perlahan dari diriku. Kalau perlu enyahkan.

Dan gempita 2011 datang, dua-ribu-sebelas..

Cukup sudah, saatnya aku berbenah, karena aku Priambudi Trie Putra, meski kata Shakespeare apalah arti sebuah nama,, tapi aku rasa arti namanku: lelaki ber-budi, lelaki putra ketiga. Dan saatnya, berusaha… J