expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 15 Juli 2011

Dasar si praaaam

Waduh, kenapa followernya aku-aku juga ya??! Hihi,, maap ya pembaca,, saya masih awam sama blog ini, jadinya follower itu ada aku-nya tuh, mana 2 kali lagi,, T__Tv

Senin, 11 Juli 2011

Sejengkal Hijau di Timur Jakarta

CIBUBUR - BERTEMPAT tinggal di Kota Jakarta membuat saya mengerti akan betapa kompleksnya lingkungan tempat saya hidup dan berkembang. Hm, bagaimana tidak? Setiap hari jikalau saya hendak bepergian ke belahan lain di ibukota RI ini selalu saja masalah klasik seperti polusi mengganggu pikiran saya. Mobil, motor, bus, angkot, asap pabrik dan industri, bau sampah dan bakarannya,, menjadi 'teman' perjalanan setia saya. Sepertinya ramalan bahwa Jakarta akan macet total di 2014 benar adanya. Hari baru kendaraan baru.

Pfffh..

Alhamdulilah saya masih memiliki hunian yang lokasinya masih dalam kawasan hijau (semoga,,) karena masih saya jumpai jengkal-jengkal hijau di daerah rumah. Tidak terlalu jauh untuk menikmati pemandangan danau dan situ di kawasan saya tinggal. Ada tiga malah, dan semua dapat ditempuh hanya dalam hitungan menit. Elemen air selalu menggoda saya, karena air itu mendinginkan dan menyejukkan. Mencari jengkal pepohonan pun tak perlu butuh lama. Masih banyak kebon dan jejeran pohon di jalan kolektor di kawasan ini. Apalagi dengan adanya Bumi Perkemahan Jambore,, jika saya mengingatnya saya selalu bersyukur masih bisa mengakses lokasi tersebut dengan begitu mudah.

Cibubur saat ini sudah memiliki brand tersendiri bagi dunia properti. Begitu pesat pertumbuhan perumahan, pusat perbelanjaan dan hiburan di kawasan ini. Sejatinya pengembangan kawasan Cibubur berada di luar wilayah administratif Jakarta Timur, yakni di wilayah Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bogor. Mungkin seperti urban sprawl, tiba-tiba muncul dan berkembang, menggeser hijau-hijau yang dulunya dipandang tak berharga. Tren saat ini adalah orang menginginkan hunian yang asri, suasana yang tenang, dengan taman rumah yang teduh. Jauh dari pusat kota yang hingar-bingar.

Dan menurut saya Cibubur memiliki semua kelebihan itu.

Tatkala semua orang berpikiran yang sama, maka terjadilah persaingan. Jalanan yang sedianya lancar di kawasan ini menjadi macet, apalagi di Jalan Alternatif Cibubur-Cileungsi. Belum lagi dengan adanya nama "Cikeas" yang menjadi ikon tersendiri untuk kawasan ini. Untungnya pembangunan ini tak begitu semarak di Cibubur yang masih masuk wilayah administratif Jakarta Timur. Masih ada kebun-kebun asri, situ-situ cantik, serta lapangan bermain yang memanjakan saya untuk mengelilinginya selalu, hehe.. Saat saya SMA dulu, setiap minggu saya selalu bersepeda mengelilingi kawasan ini. Hijau dan asri. Bahkan Gunung Salak serta Gunung Gede-Pangrango yang nun jauh di selatan Jakarta bisa saya nikmati. Masih ada ketenangan di kawasan ini. Cukuplah satu mall di Cibubur Junction, yang sekarang menghalangi view untuk dapat melihat Bumi Perkemahan Jambore dari seberang Tol Jagorawi. Selebihnya tidak ada mall-mall. Amat tidak suka dengan mall-mall yang menjamur! Bukankah menikmati pemandangan lebih baik daripada menikmati bangunan mall?

Kadangkala saya suka merasa khawatir dengan kawasan ini, akankah tetap bertahan dan tidak berubah menjadi lahan-lahan komersil di pusat Jakarta.. Setidaknya menjadi warga Jakarta pinggir cukup nyaman bagi saya, meski harus berjibaku dengan macet dan din-din klakson saat mengurus keadministrasian ke pusat kota. Dan semua terbayar jika saya pulang ke rumah. Hm,, semoga hijau-hijau dan air-air yang ada tetao terjaga.

Semangat!
http://l.yimg.com/ah/22474/blog/images/emoticon/4.gif