expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 17 Desember 2015

The Last Samurai

Pada akhirnya saya menjadi the last samurai diantara omomipb yang lain. Yeah, tidak mengapa. Banyak gejolak dalam masa-masa penyelesaian studi saya. Ada hal-hal menyenangkan, menyedihkan. Berganti-ganti. Dari Darmaga yang luar biasa sumpek, saya kabur ke kota yang ternyata justru sepi di kala malam tiba.

Mencoba menikmati.

Menikmati tiap jengkal kota hujan di tiap harinya yang semakin basah di bulan Desember. Menikmati tesis sambil merasakan kehidupan kota. Semakin saya menyelesaikan studi, saya semakin 'menjauhi' Dramaga. Mencari sesuatu dan nuansa yang berbeda. Bosan, sejak dulu mainan saya Dramaga terus. Sesekali, saya mau menikmati Bogor yang 'kota', begitu pikir saya. Walhasil saya jadi suka putar-putar di Bogor bersama teman saya. Putar-putar cari tempat nongkrong (meski akhirnya nemu satu tempat yang nyaman). Tetap dalam kerangka "saya mau menyelesaikan tesis saya".


Bosan dan menjauhi Dramaga, berarti bersiap-siap 'hilang' dari radar peradaban dan homerange teman-teman kampus. Lantas, kehadiran orang-orang yang menguatkan kita adalah hal yang penting. Sangat penting malah. Mencoba kembali menekuni apa yang seharusnya menjadi kewajiban saya: menyelesaikan studi. Di saat itu, kehadiran teman-teman senasib seperjuangan cukup membuat saya bersemangat. Bersyukurlah saya, masih memiliki orang-orang yang berhati baik yang mau membantu.

Sebenarnya, segalanya bisa menjadi lebih mudah. Tapi..kenyataan terkadang tidak seperti apa yang diharapkan. Berkata 'andai', 'jika', lantas tidak menyelesaikan masalah yang sudah terjadi. Berkata memang mudah, menjalankan yang susah. Realitas tak selamanya mulus sesuai rencana. 

Bahkan saya seringkali jengah dengan pertanyaan mereka yang bertanya 'kapan'. Ditanya terus seperti itu, sempat membuat saya senewen. Lambat laun, saya abaikan itu. Bertemu orang-orang yang positif nyatanya mampu membangun semangat saya. Terima kasih semua yang sudah mengingatkan saya 'kapan'. Saya merasa saya diperhatikan dan berarti :D.

Jika bisa memilih, saya tak ingin terlalu lama kok. Saya juga mahasiswa normal yang juga ingin segera selesai. Bagaimanapun rasa jengah yang muncul sudah menjadi proses dan kenyataan yang harus dijalani toh? Kata orang-orang sih, jalani, hadapi, dan nikmati saja. Yep. Masih ada masalah baru di depan sana yang lebih rumit daripada ini semua.