Hunian eksklusif sekelas berlian bukan lagi impian.
Haha.. korban iklan! Tapi memang begitulah yang saya rasakan. Kembali ke
Bogor dan kembali menikmati lanskap kampus yang hijau. Beruntung saya bisa
mendapatkan lokasi hunian yang hanya selangkah dari kampus (langkah gajah kali
ya). Dengan berbagai jenis barang kebutuhan, makanan, kudapan ala Jalan Bara yang terbentang
hampir 1 km, dipastikan saya enggak bakal kesulitan mencari dan memberi (eh eh
ini mah mottonya kampus :P), maksud saya mencari dan mencicipi makanan. Sepanjang
Jalan Bara ini memang surganya mahasiswa IPB. All you can see, all you can eat.
Tapi pake duit juga kalii...wkwk
Hunian saya memang nyaman sekali. Setiap pagi bisa menyaksikan Gunung Salak
sebagai batas alam bagian selatan Kab. Bogor – Kab. Sukabumi. Langsung lho dari
jendela saya, haha.. Tak lupa lanskap jalan Raya Darmaga yang menjadi jalan
utama penghubung Kab. Bogor dengan Provinsi Banten di timur. Selalu macet,
ramai, riuh rendah. Klakson suara angkot yang bejibun, hiruk pikuk mahasiswa
dan masyarakat yang lalu-lalang. Belum lagi kalau siang, urban heat island-nya
kerasa banget. Puanaas...bawaannya pengen nyelem di air dingin kalo lagi
sliweran di jalanan. Bagi saya yang awalnya tak terbiasa hal ini sungguh
menyebalkan. Tetapi, begitulah konsekuensinya. Opportunity Cost. Seperti dua
sisi uang logam. Yang penting dinikmati saja J
Okeh, sekian introduksi dari saya. Selamat datang di Darmaga, bumi kampus
IPB J