Baiti, Jannati, Hadiqati (Rumahku, Surgaku, Tamanku). Asli translate dari googel translate karena enggak jago bahasa Arab. Baiti jannati mungkin sudah sering didengar, berhubung aku adalah anak lanskap (hehe..) aku tambahkan “hadiqati” . Ga ada alasan khusus aku bikin judul postingan pake bahasa Arab kok, just kebetulan aja :D.
Di rumah yang doyan menanam dan berkebun cuma dua orang: aku dan mamaku. Mbak-mbakku malah nggak ada yang minat. Bapak hobi nyiram. Adekku sama sekali nggak tau taneman,haha. Bulan Desember ini, rumah makin semarak dengan kehadiran cucu pertama sekaligus keponakan pertamaku: Jayyid Muhammad Amsyar. Aku dan mamaku tiap weekend (sambil mainan sama si Jayyid) nyempetin menambah titik hijau di tiap rumah. Di ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, sama dapur. Alasanku menambah titik hijau di rumah juga karena terinspirasi dari buku yang aku baca di kantor tentang sanseviera atau lidah mertua (namanya bener-bener ditranslate langsung dari mother’s-in-law tongue, haha) yang mampu menetralisir racun dan gas berbahaya di rumah. Lumayanlah buat bikin si Jayyid lebih fresh di awal-awal kehidupannya di rumah ini dengan nuansa always green everywhere,wkwk.. Selain beli dari tukang tanaman, ada juga yang kupanen dari halaman (panen?). Potek, potek, cemplungin ke vas, teko gelas kaca, sama penyiram air! Hihi, saking udah nggak ada wadah..
Dengan tanaman, rumah makin segar dan cerah :D