Aku baru saja tiba di rumah ketika seseorang mengetuk pintu rumah. Ternyata yang datang Mba Atut, teman kakakku. Dia menyampaikan sebuah undangan pernikahan untuk kakakku. Setelah mengucapkan salam dan pamit, aku tertarik melihat rupa undangan yang dia berikan. Jujur baru kali ini liat undangan pernikahan dengan desain yang menarik. Jauh dari pakem gaya undangan yang melulu formal dan tulisan fontasi Lucida Handwriting,, ala-ala miring gitu, hehe.. Yang ini lumayan simpel, tapi bikin penasaran.
Berhubung tidak boleh membuka karena bukan urusanku, jadi aku letakkan saja dekat telepon.
Ketika kakakku pulang dan membuka undangan itu, dia langsung berkata, "ni pake desain pop-up ya prim, hehe" Eh, iya. Ternyata undangannya didesain dengan gaya pop-up. Jadi inget kerjaanku beberapa waktu yang lalu. Jika yang kemarin aku membuat pop-up dengan bentukan desain rumah, pop-up undangan ini hanya menggunakan bentukan sepasang pengantin. Gambarnya bagus! Out of the box, haha..
Layout undangannya sederhana. Tidak memakai tulisan ayat suci Al Quran, hanya artinya saja. Oh ya, biasanya surat yang umum digunakan adalah Surat Ar Rum, undangan ini memakai surat An Nur tentang perintah menikah orang-orang yang masih membujang (hemm,,siapa ya masih membujang, cung! *tepok jidat :P). Selain itu juga memakai Doa Nabi Muhammad Saw. pada pernikahan Fatimah Az Zahra dengan Ali bin Abi Thalib. Selanjutnya ada isi undangan (Akad nikah, walimatul ursy (resepsi pernikahan), dan turut mengundang), serta peta lokasi. Nah uniknya di lipatan undangan ada tanggal gede-gede: "040513" berasa inget iklan air minum pengembali ion, wkwk.. Warna yang digunakan juga tidak mencolok mata (clok, auuuuu... *suara orang kecolok). Jadi penasaran ini yang menggambar undangannyasiapa ya,, asli bagus! :D
Yeah, makna undangan memang sederhana: menyampaikan perihal acara yang hendak dilangsungkan. Sudah. Memang tidak perlu berlebih-lebihan: kertasnya harus ini, tulisannya berukir warna emas, pakai amplop,, waah.. Coba pikirkan, alokasi biaya undangan lebih baik buat hal yang lebih penting. Selain itu trend saat ini undangan pernikahan juga bisa melalui buku-muka alias pesbuk :D Tetapi menurutku, undangan berwujud seperti ini memang terasa beda karena seperti ada suatu legitimasi bahwa kita spesial diundang (hihihi...). Melihat desain undangan dengan sedikit kreasi menurutku dapat membuat undangan kita lebih berbeda,, lebih apa ya,, hm,, lebih menarik aja sih. Yang pasti jangan punya niat pamer. Kalo niat pamer pasti hasilnya jadi jelek :3
Jadi kepikiran bikin pop-up undangan yang saat dibuka keluar bunga-bunga gitu, haha.. atau langsung keluar panggung resepsi beserta hidangannya :9
Be creative!
#omomipb goes to Malang
Sabtu, 27 April 2013
Kamis, 25 April 2013
Kelasku
Taman Kelas Pasca ARL,, mejeng.. :D |
Untuk mengunduh jurnal-jurnal yang berasal dari science direct dll memang enggak bisa unduh langsung di luar jaringan kampus, jadilah wi-fi kampus bermanfaat banget. Tapi,,yeah,, sambil buka juga sih media sosial lain: blog, twitter, fb, mail, land8, skype (busyeet banyaknyaa.. -__-). Kalo udah ngenet memang enggak kerasa udah berapa jam. Donlot lagu terbaru, ngepo-in orang, chatting sama temen, dll. Sampe sering lupa nyari bahan bacaan, haha.. Sambil bawa cemilan pula, nyam nyam bener. Mau solat tinggal buka keran sama gelar sajadah. Mau ke toilet ngesyot dikit ke toilet mipa ato faperta. Mau makan lari ke bara. Haha.. What a life. Kembali jadi mahasiswa begini ini ni. Dinikmati saja lah masa-masa kaya gini :))
Di depan kelasku ada taman. Persis di tepi tebing, dekat jalan tol cipularang, haha.. Dan itu jalan memang tragis sekali terjadinya. Bermula ketika kampus buat kebijakan untuk meng-cut jalan yang semula berkontur menimbulkan tanjakan, kemudian di-cut menjadi landai. Yang bawa kendaraan memang dimanjakan banget, sampe-sampe kalo lagi pada lewat whas whus whas whus. Bising. Mengganggu banget bagi jejeran kelas di batas terluar gedung kampus, tiap saat ada kendaraan (bus, motor, mobil) yang lalu-lalang di jalan lingkar kampus ini. Mestinya memang dibuat banyak halang rintang seperti polisi tidur, pita kejut (itu lho gundukan kecil-kecil dibuat rapat yang kalo lewat bikin kendaraan terguncang), dll. Kelasku sering jadi korban: mengalami gangguan kebisingan, kadang layar presentasi juga berguncang saking getaran dari jalan merambat ke kelas kami.
Oh ya, kelasku ini dulunya lab persiapan milik jurusan hpt. Kamu bisa liat meja praktikum yang melingkari ruang kelas beserta keran air, gas, dan colokan kabel yang lumayan banyak. Hasil permak: lumayan lah bisa dijadiin kelas. Kalo masih penasaran dateng aja ya kemari, hehe..
Rabu, 24 April 2013
rumah minimalis
Prolog: Penulis kala itu sedang melewati suatu perumahan baru di wilayah Bogor, dengan tag "minimalis"
Kenapa rumah minimalis selalu begitu rupanya?
Lurus, kotak, abu-abu, simpel, bersih tak ada detail. That's all.
Tren rumah saat ini memang pakemnya adalah rumah "modern minimalis" dengan pemakaian warna yang cenderung kalem (kalem? enggak ribut gitu maksudnya? :P), desain jendela dan pintu yang lurus-lurus aja, tembok yang dicat abu-abu, dan taman yang serba minimalis. Eit, jangan salah. Biar namanya minimalis, sebenernya jatohnya sama-sama aja kaya rumah yang didesain biasa. Gitu-gitu ongkos produksi bikin rumah modern minimalis juga mahal aja. Enggak minim. hhaha.. Maksudku, kenapa orang pada latah bikin rumah serba minimalis? Kaya enggak punya identitias budaya aja (haiyaa..budaya...iyalah, cintailah budaya Anda, pembaca :)) )
Perhatikan dah perumahan-perumahan saat ini, cenderung homogen desainnya. Mirip semua. Kenapa enggak ditambahkan elemen desain khas negeri kita: misalkan atapnya dibikin kaya atap rumah joglo atau rumah tongkonan gitu, atau enggak ditambah elemen ukiran di tembok atau gimana cara lah biar enggak terkesan "latah". Trus tanemannya juga pada samaa semua. Kenapa ga pake tanaman Indonesia yang cantik-cantik. Kenapa mesti pake cemara udang? Perasaan enggak ada ketentuan "oh rumah situ kotak-kotak, catnya abu-abu, jendela sama pintu simpel, tamannya pake cemara udang,,berarti rumah situ minimalis"
Busyet ini lagi edisi ngamuk.
Intinya nggak mesti mengadopsi saklek persis gaya atau tren yang lagi happening buat rumah kita. Modifikasilah,, tetep di-mix dengan gaya tradisional. Kalo bukan kita yang melestarikan elemen desain khas negeri kita, siapa lagi? masa orang luar? :D
Dan jadi kepikiran mendesain rumah buat nanti, wkwk *lempar bata*
Kenapa rumah minimalis selalu begitu rupanya?
Lurus, kotak, abu-abu, simpel, bersih tak ada detail. That's all.
Tren rumah saat ini memang pakemnya adalah rumah "modern minimalis" dengan pemakaian warna yang cenderung kalem (kalem? enggak ribut gitu maksudnya? :P), desain jendela dan pintu yang lurus-lurus aja, tembok yang dicat abu-abu, dan taman yang serba minimalis. Eit, jangan salah. Biar namanya minimalis, sebenernya jatohnya sama-sama aja kaya rumah yang didesain biasa. Gitu-gitu ongkos produksi bikin rumah modern minimalis juga mahal aja. Enggak minim. hhaha.. Maksudku, kenapa orang pada latah bikin rumah serba minimalis? Kaya enggak punya identitias budaya aja (haiyaa..budaya...iyalah, cintailah budaya Anda, pembaca :)) )
Perhatikan dah perumahan-perumahan saat ini, cenderung homogen desainnya. Mirip semua. Kenapa enggak ditambahkan elemen desain khas negeri kita: misalkan atapnya dibikin kaya atap rumah joglo atau rumah tongkonan gitu, atau enggak ditambah elemen ukiran di tembok atau gimana cara lah biar enggak terkesan "latah". Trus tanemannya juga pada samaa semua. Kenapa ga pake tanaman Indonesia yang cantik-cantik. Kenapa mesti pake cemara udang? Perasaan enggak ada ketentuan "oh rumah situ kotak-kotak, catnya abu-abu, jendela sama pintu simpel, tamannya pake cemara udang,,berarti rumah situ minimalis"
Busyet ini lagi edisi ngamuk.
Intinya nggak mesti mengadopsi saklek persis gaya atau tren yang lagi happening buat rumah kita. Modifikasilah,, tetep di-mix dengan gaya tradisional. Kalo bukan kita yang melestarikan elemen desain khas negeri kita, siapa lagi? masa orang luar? :D
Dan jadi kepikiran mendesain rumah buat nanti, wkwk *lempar bata*
Fieldtrip ke Cibinong
Ibukota Kabupaten Bogor ini terletak diantara Kota Depok dan Kota Bogor, tepat di jalur utama Jalan Raya Jakarta-Bogor. Daerahnya tergolong masih banyak memiliki ruang-ruang hijau (persawahan, kebun, hutan) serta ruang-ruang biru (sungai, situ, empang). Cibinong adalah kota kecamatan yang terus berkembang, dan,,menurutku, nasibnya lama-lama bisa menjadi kota tetangganya yang lebih dahulu berkembang: Depok, Bogor, bahkan Jakarta :(
Semakin lama bangunan semakin banyak berdiri: perumahan, pertokoan, mall, dan gedung-gedung lain. Yeah bukannya aku tidak setuju dengan perkembangan. Hanya saja, tampak tidak ada kontrol dari pihak berwenang dalam penegakan aturan di lapang. Miris memang. Gempuran industrialisasi serta ledakan penduduk (alami maupun nonalami) mengorbankan lahan yang ada untuk diubah fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan. Coba perhatikan sepanjang ruas Jalan Raya Jakarta-Bogor di Cibinong, hampir merata dengan ruko. Menurut saya pribadi, seharusnya kota kecamatan ini diatur dan dikendalikan pembangunannya. Sebagai daerah penyangga, perlu dibuat zonasi ruang kota yang jelas agar keberadaan ruang alami terjaga (mungkin aturannya sudah ada,,tapi,,ya,,penegakkannya yang entah bagaimana).
Mari makaan.. =D |
Kebetulan praktikumku mengambil tempat di Cibinong, khususnya di Situ Cikaret, Pemda, dan Bantenan. Haha..berasa mengenang masa dulu suka keliling-keliling Cibinong. Daerah yang sepi, sejuk, nyaman. Sekarang juga masih terasa, hanya saja perumahan, ruko, mall mulai menjamur di beberapa titik kota. Apa mungkin adanya mal yang banyak menjadi identitas makmurnya kota ya? Hm,,auk ah.
Bersama Han dan Mas Glori, kami ngemotor bareng ke Cibinong dari kampus. Mas Glori berperan sebagai juru fotografer, Han sebagai sekretaris, dan saya juru bicara, haha. Ngeeengg..lumayan asyik keliling-keliling Cibinong, meski surat sakti dari kesbang lupa di stempel sehingga enggak dapet ijin buat minta data sekunder, wkwk *tepok jidat*.Untuk melupakan ke-bete-an, kami ngumpul di tepi Situ Cikaret: ngaso-ngaso.
Kalo lagi cerah keliatan tuh Gunung Salak di selatan Situ Cikaret.. |
Pengelolaan sampah masih kurang baik, sama penataan pedagang yang kurang menarik :( |
Ini outlet (aliran keluar) dari Situ Cikaret. Ada anak-anak pada mandi di sungai. Jburr..! |
Harapannya dari output praktikum ke Cibinong ini sih bisa membuat suatu konsep pengelolaan ruang terbuka biru (situ khususnya) yang ada di Cibinong agar bisa ditingkatkan kualitasnya sehingga bernilai ekonomi bagi masyarakat dengan tetap menjaga keberlanjutan situ sehingga terjadi keseimbangan. Aih,,mulia banget kan..hehe..
Saatnya bikin laporan... *ketik...ketik...ketik..* :))
Langganan:
Postingan
(
Atom
)