expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 24 April 2013

rumah minimalis

Prolog: Penulis kala itu sedang melewati suatu perumahan baru di wilayah Bogor, dengan tag "minimalis"

Kenapa rumah minimalis selalu begitu rupanya?

Lurus, kotak, abu-abu, simpel, bersih tak ada detail. That's all.

Tren rumah saat ini memang pakemnya adalah rumah "modern minimalis" dengan pemakaian warna yang cenderung kalem (kalem? enggak ribut gitu maksudnya? :P), desain jendela dan pintu yang lurus-lurus aja, tembok yang dicat abu-abu, dan taman yang serba minimalis. Eit, jangan salah. Biar namanya minimalis, sebenernya jatohnya sama-sama aja kaya rumah yang didesain biasa. Gitu-gitu ongkos produksi bikin rumah modern minimalis juga mahal aja. Enggak minim. hhaha.. Maksudku, kenapa orang pada latah bikin rumah serba minimalis? Kaya enggak punya identitias budaya aja (haiyaa..budaya...iyalah, cintailah budaya Anda, pembaca :)) )

Perhatikan dah perumahan-perumahan saat ini, cenderung homogen desainnya. Mirip semua. Kenapa enggak ditambahkan elemen desain khas negeri kita: misalkan atapnya dibikin kaya atap rumah joglo atau rumah tongkonan gitu, atau enggak ditambah elemen ukiran di tembok atau gimana cara lah biar enggak terkesan "latah". Trus tanemannya juga pada samaa semua. Kenapa ga pake tanaman Indonesia yang cantik-cantik. Kenapa mesti pake cemara udang? Perasaan enggak ada ketentuan "oh rumah situ kotak-kotak, catnya abu-abu, jendela sama pintu simpel, tamannya pake cemara udang,,berarti rumah situ minimalis"

Busyet ini lagi edisi ngamuk.
 
 Intinya nggak mesti mengadopsi saklek persis gaya atau tren yang lagi happening buat rumah kita. Modifikasilah,, tetep di-mix dengan gaya tradisional. Kalo bukan kita yang melestarikan elemen desain khas negeri kita, siapa lagi? masa orang luar? :D

Dan jadi kepikiran mendesain rumah buat nanti, wkwk *lempar bata*






Tidak ada komentar :