expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>
Tampilkan postingan dengan label kampus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kampus. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Agustus 2014

Asyiknya Student Place di Kampus UI

Artwork di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Konsepnya sederhana: hamparan rumput yang luas (lawn) menjadikan karya seni tersebut menjadi tampak monumental. 

Universitas Indonesia (UI) adalah 'kakak' saya, hehe.. IPB dahulunya merupakan bagian dari Kampus UI sebelum berpisah pada 1 September 1963. Menurut saya, IPB sebagai adik harus banyak belajar pada UI yang tidak bisa disangkal adalah kakaknya (hehehehe...). Beberapa hari lalu saya dan Ray mengunjungi kampus ini. Kami mengunjungi Gedung Arsitektur. Wuihh.. kereeen.. Banyak banget spot untuk duduk-duduk. Oya, asyiknya di UI, ada tempat buat nongkrong ataupun belajar outdoor yang nyaman. Lokasinya di Perpustakaan. Lupa nama resminya apa, yang pasti gedung perpustakaannya bagus, seperti rumah teletubbies. Pengen guling-guling rasanya,hahaha. Tetapi saat saya ke sana mahasiswa hampir semua duduk di dalam lounge perpustakaan yang ber-AC. Ademm.. Negara kami memang negara tropis yang cenderung panas (saya sendiri tak tahan panas,, tapi tak tahan AC juga,, *lha ndeso..). Makanya tak heran jika banyak juga orang Indonesia menyukai beraktivitas di dalam ruangan. Orang-orang pekerja kantor? Dosen? Mahasiswa? Dokter? Arsitek? Buruh pabrik? Pejabat-mentri-dkk? Mungkin lebih senang di dalam ruangan ya.. Tak apalah. Manusiawi sih. Yang penting jangan lupa bahwa kita juga punya lanskap yang indah di luar sana (lebaay)

IPB mungkin harus belajar dari kampus UI. Saya masih merasakan bahwa kampus saya masih kurang dalam hal penyediaan ruang bagi mahasiswa untuk berkumpul. Kata Ray, itu namanya Student Place (dulu Bu Is bilang, tapi saya lupa. Hehehe..). Konsep student Place adalah bagaimana menyediakan ruang belajar bagi mahasiswa yang aman dan nyaman. Di IPB tempat yang bisa menjadi student place ada koridor-koridor di tiap fakultas, ada Perpustakaan LSI, di depan LSI, di kantin-kantin, serta selasar-selasar yang banyak banget di tiap wing, hehe.

Sebenarnya, IPB bisa mengoptimalkan segitiga-segitiga taman yang ada di tiap fakultas. Dulu kelas saya juga pernah mendapat tugas untuk menyiasati mahasiswa untuk mau datang ke taman. Colokan kabel menurut saya itu sangat penting karena mahasiswa jaman sekarang tidak bisa tidak bawa charger, hehe,, entah charger HP, laptop, dll. Lalu berikutnya wi-fi. Hei, kita sudah ada di era gombalisasi,,eh globalisasi,, Wi-fi seharusya tersedia dengan kecepatan yang mumpuni. Perlu diatur penggunaannya ya agar yang tidak berkepentingan tidak bisa akses karena sejatinya mahasiswa sih yang membutuhkan. Selain fasilitas itu, perlu juga desain student place yang ekologis: memanfaatkan softscape sebagai elemen. Misalkan, ada rumputnya, ada kolam, ada danau, ada tanaman, ada angin. IPB potensial sebenarnya untuk mengembangkan student place. Tapi mungkin benar kata teman saya, cuaca Bogor yang tiba-tiba panas-ujan mungkin membuat mahasiswa lebih senang di dalam ruangan: di koridor, dan di selasar..

Student place-nya perlu ada payung kaya di Masjidil Nabawi mungkin ya? Hehe..

PR nih: bagaimana mengembangkan student place di kampus sendiri :D



Ikutan ah foto sepatu kaya di instagram orang-orang,, ahahaha. 

Hardscape di luar Perpustakaan. Orientasi ke Danau UI. Elemen air sebagai penyejuk juga mampu 'menghadirkan' elemen angin. Bangku taman dibuat geometrik, harmoni dengan hamparan rumput. Aaargh.. saya sangat suka duduk-duduk di sini! Sambil baca buku ataupun ngeteh, hehehe.

Betapa nikmatnya bersantai di sini. Hmm..

Orang-orang di dalam gedung masih dapat menikmati indahnya danau di luar. Penggunaan kaca menjadi cara untuk mendekatkan mereka dengan ruang luar. Cerdas banget konsepnya.. Meskipun mungkin ada yang berpendapat bahwa penggunaan kaca yang cukup banyak tidak ramah lingkungan bagi bangunan,, tetapi dalam kasus ini saya rasa tidak mengapa. Hehehe..

Rabu, 02 Juli 2014

Jo Farewell 'Party'

Sobat saya, Jo, akhirnya berhasil lulus (berhasil..berhasil..berhasil..hore..*dora*) dan diterima bekerja di sebuah perguruan tinggi di Kota Malang. Hmm..yeah, rasanya sedih juga kehilangan partner in crime selama saya di Bogor ini.. *lempar tisu*

Jo meminta saya dan Dwica untuk datang ke bread*talk-nya ala IPB alias bread unit yang ada di Fateta IPB. Ceritanya farewell. Hemm,, males banget sebenarnya, bread unit lagi dah :D Itu tempat adalah salah satu tempat di kampus kami yang kami anggap nyaman buat kongkow ampe bosen. Kehadiran si bread unit beberapa tahun lalu menjadi pelipur lapar kami akan kue-kue enak dengan harga mahasiswa. Lucunya, banyak juga temen-temen kampus kami yang nggak ngeh akan keberadaan si bread unit. Untunglah saya doyan gentayangan di kampus, jadi cepet tanggap sama 'objek baru' di kampus, hehehe.

Untunglah saya bawa leptop dan modem, mayan bisa bikin foto farewell-farewellan begini. Pengunjung bread unit lagi sedikit, dan tanpa rasa malu (ga tau malu tepatnya) kita foto-foto dah. Sinting :P

Kelakuan mahasiswa...yeah..beginilah.. :D

Ini saya kasih judul 'Giok di Tengah Salju', bhahaha. Film Tiongkok era 90-an.

Tuker badan bentar yeah

Eeerghh... -__-"
Alay style -__-" hahahaha.. Semoga sukses Jo!

Yeah, mungkin tempat ini bakal jadi tempat ketemuan lagi. Suatu saat. Sambil menikmati kue-kue, dan ngobrol. Sampai tutup. :')

Rabu, 23 Oktober 2013

Yellow lagi yellow lagi

Kayaknya ini tempat udah menempati top chart kantin se-pasca angkatan 2012 selama setahun berturut-turut. Seriiing banget kami makan di tempat makan yang letaknya dekat dengan pusat pengambilan duit ini. Sebenernya menu-nya biasa aja sih, ada soto ayam, soto daging, soto campur, somay, pempek palembang, ketoprak, gado-gado, nasi rames, sama masakan Indonesia Timur (yang terakhir ini belum pernah nyicip). Padahal dulu empat tahun disini enggak pernah saya nyoba makan karena jiper duluan dan kata temen-temen harganya lumayan berkelas, sekelas berlian :P

Berhubung lokasi si kantin ini dekat dengan kelas, jadilah dia menjadi top choice teman-teman sekelas saya. Alasannya: 1. deket 2. nggak begitu rame 3. dipastikan dapat bangku. Viewnya juga oke, bisa lihat parkiran (kenapa gitu?), lihat orang-orang lewat, dan pepohonan. Tapi lama-lama bosan juga, karena menu yang dilahap kebanyakan berkutat di soto, haha. Harusnya kantin ini bikin ya menu soto kuning sekalian agar lebih mendalami perannya sebagai kantin kuning :D Sayangnya porsi di kantin ini menurutku masih kurang nampol. Yeah, di sini sepertinya hanya kenyang elegan gitu deh, haha (lari ke warteg).

Suka ngayal di kampus ini ada spesifikasi khusus di setiap kantin, jadi di setiap spot yang berbeda bisa nemuin kuliner yang berbeda pula. Karakter! Menurutku, kantin ini tempat yang penting karena disitu kita bisa memasok energi dari sumber bahan pangan nabati dan hewani, haha. Enggak asik kan kalo kuliah perut kosong jadinya nggak konsen. Eh tapi kalo kebanyakan makan trus perut penuh pas kuliah jadinya tidur ya, gimana dong? *rrrrrrrrr

Ku coba review kondisi kantin-kantin di kampus nih (sumber; pengalaman pribadi yang belum tentu benar adanya ya :P )

1. Faperta
Fakultas ini punya kantin, namanya kantin Stevia. Lokasinya strategis, terletak di bukit hanya selangkah dari gerbang berlin yang menuju Bara. Sayang, tempatnya serem-gelap-ngemalesin orang buat betah berlama-lama di dalamnya. Sebenarnya pada 2011 lalu kantin ini sempat booming karena banyak pilihan menu dan suasananya yang masih normal. Sekarang sejak ada kedai kopi di depan dengan kanopi gelap dan dinding ber-cat merah menyala, interior kantin tampak lebih gelap dan suram. Jumlah pedagang di dalam gedung kantin juga menyusut drastis, tinggal satu tenant. Selebihnya ada di pelataran kantin yang lokasinya lebih adem karena viewnya lebih luas. Lumayan bagus sih penataan lanskapnya, ada iris yang morfologinya mirip padi sama ada hanjuang merah yang warnanya kuat. Mungkin bisa ditata dengan nambahin banyak iris jadi seperti makan di tengah sawah.

Menu yang sering kami pesan disini: ayam bakar. Lumayan, tapi agak kecil (perspektifku soalnya, haha.. *lempar bakul)

Menu impian: nasi goreng stevia, nasi bakar faperta, nasi kuning oryza, singkong rebus, tumis ketela,  papeda, jagung bakar


2. FMIPA
Fakultas yang jadi jazirahnya Faperta ini entah dimana kantinnya alias enggak ada. Kalo misalkan terwujud ada kantin FMIPA, ngebayangin desain kantinnya itu ada di dalam lab dan alat masak dan makannya dibuat dari barang-barang yang biasa di lab. Misalkan, mesen es teh manis tapi disajikan di dalam labu erlenmeyer,, atau mau minta kecap tapi wadahnya di gelas ukur, haha. kalo menu impianku buat kantin FMIPA: hm,, sop buah statistika, tempe goreng integral, puding termodinamika  *lanjut


3. Fema
Ini nih fakultas yang punya kantin eksklusif di Academic Even Plaza alias di Taman Rektorat. Nama kantinya Plasma, menyatu dengan perpustakaan FEMA. Terpisah dari bangunan fakultas utama, kantin ini  cat-nya warna hijau toska.  Gampang dikenali lah. Dulunya adalah lokasi menara pandang IPB. Tidak begitu banyak tenant yang ada, menang tempat sih menurutku karena lumayan adem dengan view pepohonan dan jauh dari bising lalu lintas mahasiwa/kendaraan. Tapi harganya agak mahal. Menurutku masih kurang sebanding antara harga dan kualitas makanan. Tapi, sesekali datang dan cobain menunya, seru-seru kok :D


4. Fateta
 Wow,,,ini nih, fakultas yang wow banget dengan kantin yang terintegrasi dengan bangunan utama fakultasnya. Namanya kantin Sapta. Banyak banget menu-menu asik yang bisa kamu pesen, mulai dari batagor, toge goreng, jus, mi bangka, rames, sama tenant-tenant yang namanya aneh-aneh (datang dan cobalah) :P. Harganya sebanding dengan kualitasnya. Lumayan rajin dibersiin setiap saat oleh petugasnya jadi jangan khawatir sama kondisi kantinnya. Kendala utama adalah ramenya mahasiswa, jadi jangan lupa buat berebut bangku, wkwk. Hampir setiap saat rame. Dari kantin Sapta ini, ada fasilitas Musala Al-Fath yang ada di wilayah Fateta-FEM serta toilet. Mau jadi mahasiswa beneran? Ngesot dikit ada Gudang Buku yang menjual macam-macam buku teks, ada kacamata, asesoris laptop, sama jasa layanan pengiriman. Sering ada buku murah disini juga lho. Kenyang, trus baca buku. Pinter ga tuh, wkwk

Satu lagi yang seru, fakultas ini punya semacam 'Roti ngomong' lho (u know what i mean), namanya Bread Unit. Posisinya agak nyempil di pojokan gedung PAU, seberang Seafast Centre dan Perpus LSI. Ada macem-macem jenis olahan roti pastri dan teman-temannya. Ada permen kayuputih kalo ga salah (lupa), ada mi jagung pula. Bisa pesen hot chocolate atau hot tea juga disini. Suka banget dengan konsepnya. Kalo kamu masuk, sebenernya bisa melihat langsung pemandangan orang-orang di dapur yang lagi ngolah roti dari balik kaca. Sayang kacanya diburem-buremin jadi nggak bisa liat langsung lagi. Bawa gadget? Ada wifinya lho. Asik

5. Fahutan
Ada kantin enak di fakultas ini, tempatnya nggak jauh dari balairung Fahutan. Cari aja ada orang rame-rame ngumpul lagi makan, bahhaha. Serunya disini kamu menyatu dengan alam (jadi inget acara masak-masak di tipi). Harganya lumayan asik dengan menu yang enggak mengecewakan kok. Geser dikit arah asrama internasional juga ada warteg enak. Sebenenya udah lama belum kesini lagi,, dulu sempet sering makan gorengan bakwan enak disini (masih ada nggak ya..) Doakan saya ya pemirsa, semoga saya bisa icip-icip di sini someday:D


6. FPIK
Nyebur ke sini dah, ada dua kantin yang saya tahu di fakultas ini, yaitu Blue Corner dan kantin dolphin. Blue Corner lokasinya dekat dengan welcome area fakultas, dekat dengan GOR Lama. Biasanya dulu selesai Jumatan kami meluncur kesini buat makan (dekat dengan Masjid Al Hurriyyah). Dolphin letaknya ada di lantai bawah, dekat danau LSI. Menunya asik, dengan harga yang juga asik. Desain kantinnya warnya serba biru jadi dipastikan akan tampak eye catching jika kamu lagi mampir ke fakultas ini :D

Coba kantinnya nyediain menu olahan khusus yang bertemakan ikan ya.. Bisa fillet, sushi, ikan lele, gurame terbang, teri medan, pindang, gabus pucung,, wuih wuih *lap iler. Trus kantinya beneran ada sculpture lumba-lumba gitu, ahahaha

7. Fapet
Fakultas yang gede banget ini nempel dengan FPIK. Kantin Fapet,,hm apa ya namanya. Biasa aja sih. Sayang sebenernya. Mereka punya taman segitiga yang cukup luas. Menurutku bisa itu ditata jadi kantin outdoor dengan tema peternakan. Trus menunya seputar olahan susu dan daging,, hm,, steak, iga bakar, permen susu, puding susu, burger, bhaha..

8. FKH
Fakultas terujung ini punya kantin yang nggak begitu besar. Warnanya ungu, namanya kantin apa ya aku pun nggak tau. Menunya sejauh pengamatanku masih biasa aja, belum ada menu yang wow. Dulu sempet ngebayangin denger nama kantin FKH adalah ada menu sate kuda, haha.. Ya kali ada. Kalo kamu nggak tau mau makan apa disini, mending ngesot dikit ke arah belakang: lihat-lihat hewan aja. Kalau mau ada juga yang jual susu fapet di peternakan (jalan 5 menit nyampe), kalo butuh obat? Kamu bisa ke rumah sakit hewan, bhahaha,,ngasal.

Di mesjid Al Hurriyah juga ada kantin lho (dan lupa lagi namanya kantin apa), menunya biasa aja sih, yang lucunya adalah kamu mesti hati-hati dengan kepalamu karena kantinnya menempati kolong tangga mesjid, hehe.

Kesimpulan: dengan perencanaan menu khas kantin yang berkarakter sesuai fakultas dan desain kantin yang tepat, akan menjadikan kantin sebagai tempat yang menyenangkan bagi mahasiswa

(trus lupa kuliah, kerjaannya ke kantin *trus dikeplak dosen)

.





Sabtu, 22 Juni 2013

kampus kami



Bercerita adalah cara yang tepat untuk meluapkan uneg-uneg yang ada di kepala. Aku memang suka bercerita, karena kita bisa tukar-menukar informasi, pengetahuan, pengalaman, apapun itu :D Kemarin adalah pengalaman yang seru bersama sobatu, Ray. Dia adalah partner sekelas yang usianya dua tahun lebih muda dariku. Perbedaan dua tahun berasa tidak berpengaruh: kami tetap nyambung bercerita. Apa saja. Kami suka cerita-tertawa-cerita-tertawa. Bwahahahaha

Bermula ketika aku dan teman-teman kelasku pulang selesai magrib. Aku dan Ray seru membahas sejarah kampus kami. Jujur saat itu aku sedang kesal sedang kerja kelompok. Rumit. Yeah, sebenernya aku ini ga suka kalo kerja kelompok ga tepat waktu. Hadeuh.. Untunglah bisa bercerita dengan Ray. Banyak hal menarik yang belum aku ketahui. Dan dari cerita-cerita Ray, aku jadi tahu. Jadi tahu kalau kampus kami ini...horor :D Haha,,yeah benar-benar horor. Ada makhluk lain di kampus ini. Ya fitrah kehidupan lah, manusia dan jin. Hidup di alam dunia. Berkelanjutan *eaa. Lumayanlah aku bisa ngelupain sejenak kerjaan kelompokku yang belum beres.

Ray bercerita bahwa situ dekat perpustakaan itu horor karena dulu ada perjaka yang banyak ilang (katanya ada kerajaan yg isinya perempuan semua gitu), ada staf yang gantung diri di kampus D, ada pembantaian jaman perang kemerdekaan di asrama belakang, ada penampakan bantal putih, ada kuburan massal yang jadi gedung mipa, ada penemuan tulang di gedung gizi kala pembangunan, hiiiyy.. T____T. Mendadak aku merinding, ngebayangin. Yeah, kampus kami memang seram-seram menakjubkan gimana gitu *eh

Disamping cerita horor, ada juga cerita tentang sejarah peresmian kampus kami oleh presiden pertama. Cerita tentang pohon-pinus-yang-salah-persepsi. Cerita bergesernya tiang pancang pertama kampus. Cerita tentang pabrik karet dan kebun karet sebagai kondisi eksisting kampus, ada saluran irigasi yang hilang, cerita sejarah gww dan bukit yang di-cut, tentang angkot yang masih bisa masuk kampus dan gerbang asli kampus yang ternyata dekat shelter sepeda gww, cerita konsep segitiga yang didesain oleh orang Jepang karena saat pembangunan Bogor digoyang gempa, dan cerita kalo kampus kami ini aslinya luaaas banget – berhektar-hektar. Ray dan teman-teman sejarahnya, Aini dan Refi, dengan setia mencari narasumber pelaku sejarah untuk menemukan fakta dan data bagaimanakah sejarah kampus ini. Nyari artefak juga lho mereka. Ini jurusan lanskap memang anak tiri segala ilmu (Syahadat,2013). Ilmu lanskap itu, bisa nyusup kemana-mana ternyata. Jurusan IPS terapan yang terselubung dalam IPB, hahaha. 

Salut sama mereka! Anak-anak kelas budaya itu tabah dan telaten, meski cuma bertiga orang. Kemana-mana udah kaya trio kwek-kwek. Tugas mereka seabrek lho padahal.

Lalu, cerita kami berlanjut mengenai sense of place. Lalu Ray bertanya apakah aku merasa kalo tiap tempat itu berbeda-beda nuansanya. Tapi aku sepertinya nggak sensitif,haha. Semua tempat sama aja. Tapi menurut Ray, dia merasa tiap tempat itu punya nuansa berbeda.
“Mas pram mau ke gizi (departemen gizi) ga? Hayuk liat yuk, gapapa bareng saya” ajak Ray. 
Saat itu kami tengah bercerita tentang seramnya penemuan tulang belulang saat pembangunan gedung gizi. Err..aku mendadak ragu. Awalnya aku menolak. Tapi penasaran. Akhirnya aku dan Ray berjalan menyusuri lorong menuju gedung gizi. Ray berkata bahwa mulai terasa nuansa yang berbeda ketika kami memasuki lorong gelap, gedung gmsk-LH yang gelap, dan koridor perbatasan dengan gedung teknik pertanian. Aku bilang aku tidak merasakan apa-apa. Enggak peka. Haha. Udah kaya persami aja ini jurit malam. Hm,,ide bagus. Bikin wisata malam kampus dengan Ray sebagai guide-nya.haha. Unforgettable pasti ini. Judul program wisatanya..: Wisata sejarah misteri kampus.hehehe..

Kami lalu berjalan pulang, melewati plaza pinus yang memorial itu. Memorial karena ada perbedaan persepsi jurusan agh dengan arl tentang jalur shortcut yang dianggap menyalaha site and plan *haha. bangku-bangku bentuk tombol yang salah lokasi dan nggak umum bagi orang kebanyakan (padahal dari segi desain punya filosofi sendiri), tentang Scindapsus aureus yang hilang dari node arl diganti jadi bambu-dalam-pot yang ternyata berulat dan berkutu, tentang pinus yang tak berarti apa-apa namun malah dianggap bersejarah, tentang taman gagal yang dibikin adik kelas arl, tentang hebohnya orang melihat cara sprinkle bekerja,, bwhahaha... 

 Malam itu berasa bwahahah bwhahaha, pengen ketawa terus

Wheh, jam sudah menunjukkan pukul 9, namun kampus kami masih agak ramai dengan mahasiswa yang asik ngerjain tugas,, yang ngedonlod pake wifi kampus lebih banyak :D. A green campus that never sleep,hehe. Mungkin kampusku ini harus lebih peduli lagi dengan aspek kesejarahan yang banyak hilang tanpa ada pendokumentasian yang rapi. Dan lewat cerita-cerita Ray, aku jadi banyak tahu tentang kesejarahan kampus ini..meskipun aku sendiri enggak ngambil kelas sejarah, haha.

Gimana, seru kan kampus kami ini? :D





Rabu, 26 September 2012

Pagi Darmaga!




Hunian eksklusif sekelas berlian bukan lagi impian.

Haha.. korban iklan! Tapi memang begitulah yang saya rasakan. Kembali ke Bogor dan kembali menikmati lanskap kampus yang hijau. Beruntung saya bisa mendapatkan lokasi hunian yang hanya selangkah dari kampus (langkah gajah kali ya). Dengan berbagai jenis barang kebutuhan, makanan, kudapan ala Jalan Bara yang terbentang hampir 1 km, dipastikan saya enggak bakal kesulitan mencari dan memberi (eh eh ini mah mottonya kampus :P), maksud saya mencari dan mencicipi makanan. Sepanjang Jalan Bara ini memang surganya mahasiswa IPB. All you can see, all you can eat. Tapi pake duit juga kalii...wkwk

Hunian saya memang nyaman sekali. Setiap pagi bisa menyaksikan Gunung Salak sebagai batas alam bagian selatan Kab. Bogor – Kab. Sukabumi. Langsung lho dari jendela saya, haha.. Tak lupa lanskap jalan Raya Darmaga yang menjadi jalan utama penghubung Kab. Bogor dengan Provinsi Banten di timur. Selalu macet, ramai, riuh rendah. Klakson suara angkot yang bejibun, hiruk pikuk mahasiswa dan masyarakat yang lalu-lalang. Belum lagi kalau siang, urban heat island-nya kerasa banget. Puanaas...bawaannya pengen nyelem di air dingin kalo lagi sliweran di jalanan. Bagi saya yang awalnya tak terbiasa hal ini sungguh menyebalkan. Tetapi, begitulah konsekuensinya. Opportunity Cost. Seperti dua sisi uang logam. Yang penting dinikmati saja J

Okeh, sekian introduksi dari saya. Selamat datang di Darmaga, bumi kampus IPB J

Rabu, 15 Februari 2012

Kembali ke Darmaga

Sangat menyenangkan bisa kembali ke kampus,, menengok segala sesuatu yang telah dan sedang terjadi.. Hmm..hampir 4 bulan aku tidak melongok kampus dan kosanku. Pasti banyak berubah, dan memang banyak yang berubah..Baru sempet maen lagi ni ceritanya.hehe.. sok orang jauh banget padahal rumah Jakarta doang,hkhkhk..Minggu pagi ternyata begitu cerah di Darmaga, membuat semangatku membuncah bergairah (hayyaaaah...). Aku dan temanku, Anto, berkeliling kampus, menikmati udara pagi dan membicarakan perubahan-perubahan drastis di kampus kami.  Berikut foto-foto narsistik yang dapat saya laporkan:

Panorama Gunung Salak, mempesona! Langit bersih tanpa cela, membuat siapa saja tak akan terbata-bata tuk merangkai puisi dan prosa... indahnyaa..


Taman samping wing Departemen ARL,, ternyata berubah drastis *kemana aja kamu praam??* Saatnya mengabadikan gaya ni :P

Menyedihkan. Hutan karet depan Asrama Putri yang hijau dibabat.. (nyesek..) lalu dibangun gedung yang desainnya alamaaak..kok mirip sama desain gedung di IPB Baranangsiang?? Samasekali beda dengan konsep segitiga-nya kampus IPB Darmaga! :(

Jalan Lingkar Kampus seksi Asrama Putri-Faperta. Perhatikan level tanah asli pada gambar. Tanah dipapras, levelnya "dinormalkan" agar rata, mungkin untuk menghindari tanjakan/turunan.. Sayang sekali, :(

Ini teman saya, namanya Anto. Dia jadi tour guide saya kali ini, *haha..*

Nah.. Ini ni yang ditunggu.. Yang ini adalah orang ganteng sedunia lenskep,hihihi *lempar gabah*.

Selesai berolahraga, sarapan nasi goreng bikinan Anto. Dia jago masak lho,, kalo saya jago makan haha..,,ahahahanyyammm.. :D *Perhatikan ada makhluk lain di belakang saya, mejik jerr*



Sekian cerita gembira saya di Minggu pagi,, semoga menggembirakan bagi yang membaca :D