Bekerja di bidang lanskap – dalam hal ini lanskap kebun binatang –
secara langsung menunjukkanku bahwa ilmu lanskap itu luas. Setahuku, ada
beberapa bidang cakupan lanskap seperti lanskap perkotaan, lanskap perdesaan,
lanskap sejarah, lanskap budaya, lanskap ekologi, lanskap pesisir, lanskap
industri, lanskap permukiman, dll (ternyata cukup banyak juga ya). Jadi dapat
dikatakan bahwa ilmu lanskap (jika dipraktikkan secara benar-benar) menyentuh
di pelbagai bidang hidup manusia (centre
of science). Sebagai ilmu yang memadukan ilmu alam dan ilmu sosial, tak
dapat dielakkan bahwa setiap pekerjaan dalam lanskap berhubungan dengan kedua
hal itu: alam dan sosial.
Jakarta sebagai ibukota negara didominasi oleh lanskap binaan yang
perkembangannya cukup pesat. Pembangunan jalan, gedung perkantoran, pusat
perbelanjaan, serta pekerjaan fisik lainnya mengurangi lanskap alami Jakarta.
Untunglah masih ada sebuah lanskap alami di selatan Jakarta yang khusus
mengonservasi fauna (juga flora), yaitu Taman Margasatwa Ragunan. Taman
Margasatwa Ragunan merupakan kebun binatang yang dikelola oleh Pemda DKI
Jakarta dan berada di bawah Dinas Kelautan dan Pertanian. TMR sama sekali berbeda
dengan taman-taman biasa. Ada unsur softscape
berupa satwa dan vegetasi; unsur hardscape
berupa jalan/perkerasan, plaza, kantor pengelola, kandang satwa, gudang pakan, dsb.
Memiliki luas sekitar 150 ha TMR cukup luas untuk ukuran sebuah kebun
binatang. Namun tidak semua areal dalam TMR digunakan sepenuhnya untuk kandang
hewan. Masih terdapat beberapa bagian yang dibiarkan hidup tumbuh secara alami.
Sangat menyenangkan dan mengherankan buatku. Di tengah gempuran pembangunan
Jakarta yang kebablasan masih ada sedikit lahan hijau yang dihuni oleh satwa
yang dirawat oleh pihak pengelola maupun satwa liar yang berkembang biak. :D
Sayangnya, pengembangan dan pengelolaan TMR belum sepenuhnya menggunakan
jasa arsitek lanskap yang khusus menangani lanskap kebun binatang. Belum ada
tenaga khusus seperti ini di Indonesia. Padahal di luar negeri sudah cukup
banyak jasa lanskap yang khusus menangani kebun binatang. Mungkin terdengar
sepele, namun seharusnya pengelolaan kebun binatang yang baik memerhatikan
lanskap yang dikelola dengan profesional. Maka selanjutnya diperlukanlah pengetahuan
untuk mengerti dan memahami binatang seperti pola perilaku, habitat, makanan,
perkembangbiakan, serta kemungkinan penularan penyakit maupun hal-hal yang
membahayakan bagi manusia (pengunjung). Selain itu peletakkan kandang, penentuan
jarak aman pengunjung dengan hewan, sirkulasi pengunjung, desain kandang yang
aman perlu dikuasai dan dipahami. Disinilah makna centre of science ilmu lanskap. Dia bukanlah seorang ahli zoologi,
bukan pula dokter hewan. Tetapi dia harus setidaknya memahami pengetahuan umum
mengenai hewan yang akan ia rencanakan. Bekerja sama dan berkoordinasi dengan
ahli lain seperti ahli zoologi, dokter hewan, ahli botani, ahli biologi,
merupakan suatu keharusan. Menjadi tugas arsitek lanskap untuk selanjutnya
menuangkannya dalam bentuk gambar rencana (master
plan). Master plan yang dibuat
akan menjadi dasar bagi pembangunan dan pengelolaan lanskap kebun binatang
secara menyeluruh.
Can you read those bushes? :) |
Setidaknya keberadaan TMR saat ini cukup menjadi pelipur lara di tengah
hingar bingar hutan beton ibukota. Tidak menutup kemungkinan pengelolaan
lanskap TMR akan lebih baik lagi, ya kan :D
Semoga kelak dikemudian hari akan ada arsitek lanskap yang khusus
menangani lanskap kebun binatang di negara kita ini. Optimis. Amiin :D