expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 14 Maret 2012

Lanskap Kebun Binatang


Bekerja di bidang lanskap – dalam hal ini lanskap kebun binatang – secara langsung menunjukkanku bahwa ilmu lanskap itu luas. Setahuku, ada beberapa bidang cakupan lanskap seperti lanskap perkotaan, lanskap perdesaan, lanskap sejarah, lanskap budaya, lanskap ekologi, lanskap pesisir, lanskap industri, lanskap permukiman, dll (ternyata cukup banyak juga ya). Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu lanskap (jika dipraktikkan secara benar-benar) menyentuh di pelbagai bidang hidup manusia (centre of science). Sebagai ilmu yang memadukan ilmu alam dan ilmu sosial, tak dapat dielakkan bahwa setiap pekerjaan dalam lanskap berhubungan dengan kedua hal itu: alam dan sosial.
Jakarta sebagai ibukota negara didominasi oleh lanskap binaan yang perkembangannya cukup pesat. Pembangunan jalan, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, serta pekerjaan fisik lainnya mengurangi lanskap alami Jakarta. Untunglah masih ada sebuah lanskap alami di selatan Jakarta yang khusus mengonservasi fauna (juga flora), yaitu Taman Margasatwa Ragunan. Taman Margasatwa Ragunan merupakan kebun binatang yang dikelola oleh Pemda DKI Jakarta dan berada di bawah Dinas Kelautan dan Pertanian. TMR sama sekali berbeda dengan taman-taman biasa. Ada unsur softscape berupa satwa dan vegetasi; unsur hardscape berupa jalan/perkerasan, plaza, kantor pengelola, kandang satwa, gudang pakan, dsb.
Memiliki luas sekitar 150 ha TMR cukup luas untuk ukuran sebuah kebun binatang. Namun tidak semua areal dalam TMR digunakan sepenuhnya untuk kandang hewan. Masih terdapat beberapa bagian yang dibiarkan hidup tumbuh secara alami. Sangat menyenangkan dan mengherankan buatku. Di tengah gempuran pembangunan Jakarta yang kebablasan masih ada sedikit lahan hijau yang dihuni oleh satwa yang dirawat oleh pihak pengelola maupun satwa liar yang berkembang biak. :D
Sayangnya, pengembangan dan pengelolaan TMR belum sepenuhnya menggunakan jasa arsitek lanskap yang khusus menangani lanskap kebun binatang. Belum ada tenaga khusus seperti ini di Indonesia. Padahal di luar negeri sudah cukup banyak jasa lanskap yang khusus menangani kebun binatang. Mungkin terdengar sepele, namun seharusnya pengelolaan kebun binatang yang baik memerhatikan lanskap yang dikelola dengan profesional. Maka selanjutnya diperlukanlah pengetahuan untuk mengerti dan memahami binatang seperti pola perilaku, habitat, makanan, perkembangbiakan, serta kemungkinan penularan penyakit maupun hal-hal yang membahayakan bagi manusia (pengunjung). Selain itu peletakkan kandang, penentuan jarak aman pengunjung dengan hewan, sirkulasi pengunjung, desain kandang yang aman perlu dikuasai dan dipahami. Disinilah makna centre of science ilmu lanskap. Dia bukanlah seorang ahli zoologi, bukan pula dokter hewan. Tetapi dia harus setidaknya memahami pengetahuan umum mengenai hewan yang akan ia rencanakan. Bekerja sama dan berkoordinasi dengan ahli lain seperti ahli zoologi, dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, merupakan suatu keharusan. Menjadi tugas arsitek lanskap untuk selanjutnya menuangkannya dalam bentuk gambar rencana (master plan). Master plan yang dibuat akan menjadi dasar bagi pembangunan dan pengelolaan lanskap kebun binatang secara menyeluruh.



Can you read those bushes? :)


Setidaknya keberadaan TMR saat ini cukup menjadi pelipur lara di tengah hingar bingar hutan beton ibukota. Tidak menutup kemungkinan pengelolaan lanskap TMR akan lebih baik lagi, ya kan :D
Semoga kelak dikemudian hari akan ada arsitek lanskap yang khusus menangani lanskap kebun binatang di negara kita ini. Optimis. Amiin :D

1 komentar :

Dwica mengatakan...

arsitek lanskap khusus bonbin? hmm.. you'll be one of the pioneers then :D