Agenda
pertama kami adalah menuju Arts Centre
yang ada di Denpasar Utara. Tidak begitu dari tempat kami menginap di Sanur,
sepanjang perjalanan pagi aku melihat permukiman, hotel, dan penginapan. Semuanya
terkesan asri dari sisi penataan lanskapnya. Karena Denpasar terletak di
dataran rendah dan dekat dengan pantai, cuaca cukup panas di siang hari. Yeah
tidak mengapa. Kan sekalian ngitemin kulit *sok jadi bule padahal aslinya juga
udah item bleseng, haha.
Kali ini
kami dipandu oleh pemandu seorang bapak berusia 40-an bernama Beli Wayan, driver Beli Made, dan co-driver
Beli Gede. Ohya, Beli itu julukan untuk kakak laki-laki (e-nya sama kaya kita
ngomong “beli”). Driver dan co-drivernya mungkin usianya sepantaran
kami 25-26 thn. Beli Wayan orangnya ramah dan lucu. Beliau menjabarkan sejarah
penamaan orang Hindu Bali yang selalu mengikuti urutan kelahiran. Ada Gede yang
berarti anak pertama, Made anak ketiga, dst. “Anak kedua – Made – punya kebiasaan
merantau ke luar daerah, bahkan negeri,” terang Beli Wayan. Aku ngangguk-ngangguk
serius berhubung aku duduk agak depan. Secara lebih asyik di depan bisa duluan liat pemandangan. “Kalo
kalian tahu ya, di Jepang, Amerika, Cina, itu banyak sekali orang Bali yang
bernama Made.. Made in Jepang,,Made in Amerika..” Jreeng. Sumpah koplak abis :D
Tiba di Arts Centre tampak gedung
pertunjukan seni budaya dengan khas desain dan penataan lanskap gaya Bali
(akhirnya..bisa lihat pandan bali yang numbuh di Bali T_T). Ada patung yang
ditempatkan pada entrance menuju
panggung utama (lupa namanya apa). Patung, bagi masyarakat Bali itu dianggap
sebagai makhluk hidup juga lho. Makanya mereka selalu memberikan sesaji. Patung
juga dianggap sebagai penjaga suatu tempat/kawasan sehingga keberadaan mereka
dapat berfungsi melindungi. (catet.. :D )
Kata Beli
Wayan, setiap bulan Juni-Juli, selalu diadakan perhelatan akbar unjuk kesenian
di panggung ini dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Bali antara lain:
1) Kabupaten Badung; 2) Kabupaten Tabanan; 3) Kabupaten Gianyar; 4) Kabupaten
Klungkung; 5) Kabupaten Karangasem; 6) Kabupaten Bangli; 7) Kabupaten Jembrana;
dan 8) Kabupaten Singaraja. Setiap kabupaten di Bali punya kebolehannya
masing-masing lho. Seperti Kabupaten Karangasem yang terkenal dengan hasil
lautnya, Kabupaten Tabanan dengan pertanian, dll.
*ada
anjing bali keluyuran.. ada yang masih anak-anak juga. Dijual coba itu seekor
setengah juta…*fyuuh
|
"Ayo naik," ujar Beli Wayan kepada kami. |
|
Ini namanya barong, simbol kebaikan :) mukanya unyu |
|
|
Ada di dashboard bis :) |
Setelah
itu kami mengunjungi museum yang isinya galeri seni lukis, seni patung (ada
barong dan teman-temannya), serta seni kriya berupa boneka dan kain tenunan
khas Bali. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Nusa Dua yang ada di
Kabupaten Badung sebelah selatan. Lanjutt…
Perjalanan
lumayan jauh sekitar satu jam. Kami melalui jalan bypass Ngurah Rai. Menurut
penjelasan Beli, daerah selatan ini tadinya merupakan kawasan tandus lho karena
terdiri dari karang pasir yang tidak dapat dimanfaatkan. Kemudian pemerintah
mengembangkan kawasan wisata Nusa Dunia agar kawasan ini berkembang dan maju
untuk meningkatkan pendapatan penduduk dan pemda setempat. Banyak rapat-rapat
penting maupun kunjungan kenegaraan ke Nusa Dua Bali. Beneran deh pemirsa,
wajib ngunjungin Nusa Dua karena landscape-nya
apik banget :3
Kasian
Beli drivernya, suka disuruh pelan nyetirnya sama dosen dan asisten. “Mas,
pelan dikit dong mau foto patungnya,” celoteh asisten kami. Pengen fotoin
patung-patung yang ada di jalan utama, tapi kadang bikin drivernya jadi kagok.
Yang sabar ya beli :P
Setelah
disambut oleh pihak pengelola BTDC (Bali Tourism Development Centre), kami
mendengarkan presentasi singkat oleh pihak manajemen mengenai pengelolaan
kawasan Nusa Dua sejak pencetusan hingga saat ini. Wow..kereeen dah. Ternyata
pengembangan kawasan Nusa Dua ini bener-bener eco. Memperhatikan daya dukung kawasan, mempertimbangkan kualitas
lanskap, menggunakan elemen-elemen desain khas tradisional Bali, serta
menerapkan pengelolaan limbah berupa laguna untuk bioremediasi. Canggiih..
|
Welcome to the lagoon! |
|
Ada wood deck-nya juga. Bagus deh lagunanya :3 |
Kami
langsung menuju laguna-laguna yang ada di kompleks Nusa Dua ini. Cuakepnya..dan
menjadi habitat satwa liar lho. Ada beberapa jenis burung liar dan bangau
putih. Di tengah laguna juga dibuat pulau-pulau buatan untuk habitat satwa liar
serta untuk tempat perkembangbiakan ikan. Ikan? Kok laguna untuk pengelolaan
limbah pake ikan? Eits, tunggu. Yang ada ikannya itu laguna ke-empat ya,,laguna
terakhir yang airnya siap digunakan untuk keperluan seperti penyiraman taman di
kawasan Nusa Dua ini (ecoo banget..).
Dari
laguna, sambil santap siang nasi box dalam bis, kami menuju kawasan Puja
Mandala (kalo pake bahasa Bali bacanya Puje
Mandale). Puja Mandala itu suatu
kawasan di Nusa Dua yang isinya ada lima tempat peribadatan lima agama besar di
Indonesia sebagai simbol kerukunan antar-umat beragama. Dari sisi timur ada
Pura, ada Gereja Protestan, Wihara, Gereja Katolik, dan Masjid. Terletak dalam
satu baris lho (jadi inget TMII :3). Aku langsung menjamak salat Zuhur dan
Ashar.
|
Gereja Protestan, salah satu tempat ibadah di kawasan Puja Mandala |
Setelah itu
kami menuju Pantai Dreamland, Pecatu. Konon katanya Beli Wayan, pantai itu
ditemukan oleh seorang berkebangsaan Australia. Ada tebing-tebing, dan pasir
putih yang menghadap Samudera Hindia. Dan..syutingnya mbak Julia Robert yang
judulnya eat, pray, love (makan, doa, cinta. Transletan yang aneh -_-) juga di
deket situ. Hihihi..pantaii..aku dataang.
Lumayan
juga perjalanan dari Nusa Dua. Jalannya relatif sempit. Naik-turun. Tetapi
pemandangannya sungguh cantik. Kata Beli, daerah ini udah daerah paling selatan
Pulau Bali. Kakinya pulau Bali. *dimanakah kepalanya Beli..hohoho :D
Norak.com
ku beraksi. Heran ngeliat permukaan laut kaya lebih tinggi dari jalan. Kok
enggak tumpah ya itu air lautnya,haha. Sepanjang perjalanan menuju Pantai Dreamland
banyak disuguhi patung-patung sebagai elemen lanskap jalan serta pemandangan
bukit dan padang rumput yang cukup sepi.
Subhanallah..cuakep
banget pantainya pemirsaa..
Lalu kami
menuju Taman Garuda Wisnu Kencana. Yihuyy,,inilah rencana icon-nya Bali. Belum
jadi-jadi sih, sedang dalam proses. Konon sih patungnya bakalan setinggi 150
meter, yaitu patung Dewa Wisnu yang naik burung Garuda. Di Taman GWK sementara
baru ada patung torso Dewa Wisnu dan kepala burung garudanya aja. Sisanya ada
tempat berdoa untuk yang minta peruntungan, tempat main flying fox, sama
panggung atraksi. Nah, panggung atraksi ini nih yang aku tunggu. Mau lihat
penampilan tari-tarian daerah Bali itu lho :3
Setelah
menyambangi GWK, kami menuju pusat belanja Krisna. Yeah, tadinya dibilang “alokasi
waktunya satu jam ya”..ternyata molor dua jam. Begitulah orang Indonesia, kalo
udah belanja itu hebohnya tingkat dewa (memang kamu orang apa pram… *koplak)
|
Lautnya biru seruu! |
|
Menikmati Pantai Dreamland |
|
Mejeng di depan Patung Wisnu sambil bawa spanduk *promosi.com :D |
Bak..buk..bak..
berhubung enggak pinter belanja, walhasil aku belanja ga jelas. Kacang Bali
Aneka Rasa ukuran kecil (kalo di Herpot itu kaya Bertie Bott Every Flavour Bean :P). Lumayanlah buat krauk-krauk.
Sampai di
hotel, eh, penginepan aku langsung jamak lagi Maghrib-Isya. Makan. Mandi. Tidur.
Kamar mandinya asyik ada keran air panasnya. Norak dah. Fyuuh..