expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 30 Januari 2013

Bali, suksme :) #3

Halo, masih bersama Pram, di Bali, suksme :) #3.
Di hari berikutnya kami mengunjungi rumah tradisional di daerah Batubulan, Kab Gianyar. Aturan dalam membuat hunian bagi masyarakat Bali bisa dilihat di http://arsitekturtradisionalrumahadatbali.blogspot.com/2012/07/konsep-tata-ruang-sanga-mandala.html. 
Berhubung pemandunya menjelaskan dan terdengar asing di telingaku malah jadinya enggak begitu memperhatikan penjelasan, hehe. Foto-foto berikut bisa lebih berbicara, kayak apa sih rumah tradisional Bali itu :D Kalo ada yang salah penjelasannya, #cmiiw ya :D

Rumah tradisional Bali yang masih eksis, Batubulan Kab. Gianyar

yang ini ada di sisi utara, tempat tinggal untuk orang tua
Tempat untuk mengadakan rapat, istirahat, dan juga tempat meletakkan jenazah sebelum dilakukan upacara pemakaman
Tempat tinggal anak
Ini Beli Wayan. Lokasi di tempat peribadatan yang ada di sisi timur laut rumah
Pavingnya dong..eco design banget :3
Sebelum bis rombongan kami melanjutkan perjalanan, aku nyempetin beli kipas kondangan yang lebar banget. Cuaca di Bali memang puanas. Lumayan lah buat kipas2 selama di jalan :D Bis lalu menuju kawasan Ubud yang menurut Beli Wayan sudah agak mirip kawasan Kuta: banyak tempat belanja, toko, penginapan, dll. Dulunya kawasan Ubud belum begitu ramai. Tetapi makin lama kawasan Ubud menjadi ramai sebagai alternatif tujuan wisata. Beli Wayan melanjutkan si Hepi Salma menikah dengan putra raja Ubud. Putra raja Ubud itu adalah seorang pelukis.  *intermezzo gossip.hehe. More info tentang Ubud monggo di cek deh di http://www.goindonesia.com/id/indonesia/bali_lombok/bali/ubud :D

Ini nih Istana Ubud
Gerbang yang detail dengan ukir-ukiran. Cantik :D
Ini temanku Hanni :D. Sepanjang jalan bak galeri seni lho. Cakep :D
Selamat datang di Pura Tirta Empul. Ini Ray temanku :D
Setelah menyusuri Ubud, kami melanjutkan ke Pura Tirta Empul yang ada di Tampak Siring. Sebelahan lho sama istana kepresidenan Tampak Siring itu. Menurut Beli Wayan, Istana dibangun bersebelahan dengan Pura karena kala itu Presiden Soekarno terpesona dengan keindahan kawasan Pura Tirta Empul serta lanskapnya. Tirta Empul bermakna "air yang muncul". Datang ke kawasan ini sebaiknya memakai pakaian sopan ya. Nanti kita disuruh pakai kain atau pita kuning sebagai tanda memasuki kawasan Pura.


Attention please :)
Ini sumber mata air Pura Tirta Empul. Subhanallah, cakep ya warnanya..ck ck ck


Minggu, 27 Januari 2013

Bali, suksme :) #2



Agenda pertama kami adalah menuju Arts Centre yang ada di Denpasar Utara. Tidak begitu dari tempat kami menginap di Sanur, sepanjang perjalanan pagi aku melihat permukiman, hotel, dan penginapan. Semuanya terkesan asri dari sisi penataan lanskapnya. Karena Denpasar terletak di dataran rendah dan dekat dengan pantai, cuaca cukup panas di siang hari. Yeah tidak mengapa. Kan sekalian ngitemin kulit *sok jadi bule padahal aslinya juga udah item bleseng, haha.
Kali ini kami dipandu oleh pemandu seorang bapak berusia 40-an bernama Beli Wayan, driver Beli Made, dan co-driver Beli Gede. Ohya, Beli itu julukan untuk kakak laki-laki (e-nya sama kaya kita ngomong “beli”). Driver dan co-drivernya mungkin usianya sepantaran kami 25-26 thn. Beli Wayan orangnya ramah dan lucu. Beliau menjabarkan sejarah penamaan orang Hindu Bali yang selalu mengikuti urutan kelahiran. Ada Gede yang berarti anak pertama, Made anak ketiga, dst. “Anak kedua – Made – punya kebiasaan merantau ke luar daerah, bahkan negeri,” terang Beli Wayan. Aku ngangguk-ngangguk serius berhubung aku duduk agak depan. Secara lebih asyik di  depan bisa duluan liat pemandangan. “Kalo kalian tahu ya, di Jepang, Amerika, Cina, itu banyak sekali orang Bali yang bernama Made.. Made in Jepang,,Made in Amerika..” Jreeng. Sumpah koplak abis :D
            Tiba di Arts Centre tampak gedung pertunjukan seni budaya dengan khas desain dan penataan lanskap gaya Bali (akhirnya..bisa lihat pandan bali yang numbuh di Bali T_T). Ada patung yang ditempatkan pada entrance menuju panggung utama (lupa namanya apa). Patung, bagi masyarakat Bali itu dianggap sebagai makhluk hidup juga lho. Makanya mereka selalu memberikan sesaji. Patung juga dianggap sebagai penjaga suatu tempat/kawasan sehingga keberadaan mereka dapat berfungsi melindungi. (catet.. :D )
Kata Beli Wayan, setiap bulan Juni-Juli, selalu diadakan perhelatan akbar unjuk kesenian di panggung ini dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Bali antara lain: 1) Kabupaten Badung; 2) Kabupaten Tabanan; 3) Kabupaten Gianyar; 4) Kabupaten Klungkung; 5) Kabupaten Karangasem; 6) Kabupaten Bangli; 7) Kabupaten Jembrana; dan 8) Kabupaten Singaraja. Setiap kabupaten di Bali punya kebolehannya masing-masing lho. Seperti Kabupaten Karangasem yang terkenal dengan hasil lautnya, Kabupaten Tabanan dengan pertanian, dll.
            *ada anjing bali keluyuran.. ada yang masih anak-anak juga. Dijual coba itu seekor setengah juta…*fyuuh


"Ayo naik," ujar Beli Wayan kepada kami.

Ini namanya barong, simbol kebaikan :) mukanya unyu


Ada di dashboard bis :)
Setelah itu kami mengunjungi museum yang isinya galeri seni lukis, seni patung (ada barong dan teman-temannya), serta seni kriya berupa boneka dan kain tenunan khas Bali. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Nusa Dua yang ada di Kabupaten Badung sebelah selatan. Lanjutt…
Perjalanan lumayan jauh sekitar satu jam. Kami melalui jalan bypass Ngurah Rai. Menurut penjelasan Beli, daerah selatan ini tadinya merupakan kawasan tandus lho karena terdiri dari karang pasir yang tidak dapat dimanfaatkan. Kemudian pemerintah mengembangkan kawasan wisata Nusa Dunia agar kawasan ini berkembang dan maju untuk meningkatkan pendapatan penduduk dan pemda setempat. Banyak rapat-rapat penting maupun kunjungan kenegaraan ke Nusa Dua Bali. Beneran deh pemirsa, wajib ngunjungin Nusa Dua karena landscape-nya apik banget :3
Kasian Beli drivernya, suka disuruh pelan nyetirnya sama dosen dan asisten. “Mas, pelan dikit dong mau foto patungnya,” celoteh asisten kami. Pengen fotoin patung-patung yang ada di jalan utama, tapi kadang bikin drivernya jadi kagok. Yang sabar ya beli :P
Setelah disambut oleh pihak pengelola BTDC (Bali Tourism Development Centre), kami mendengarkan presentasi singkat oleh pihak manajemen mengenai pengelolaan kawasan Nusa Dua sejak pencetusan hingga saat ini. Wow..kereeen dah. Ternyata pengembangan kawasan Nusa Dua ini bener-bener eco. Memperhatikan daya dukung kawasan, mempertimbangkan kualitas lanskap, menggunakan elemen-elemen desain khas tradisional Bali, serta menerapkan pengelolaan limbah berupa laguna untuk bioremediasi. Canggiih..

Welcome to the lagoon!

Ada wood deck-nya juga. Bagus deh lagunanya :3



Kami langsung menuju laguna-laguna yang ada di kompleks Nusa Dua ini. Cuakepnya..dan menjadi habitat satwa liar lho. Ada beberapa jenis burung liar dan bangau putih. Di tengah laguna juga dibuat pulau-pulau buatan untuk habitat satwa liar serta untuk tempat perkembangbiakan ikan. Ikan? Kok laguna untuk pengelolaan limbah pake ikan? Eits, tunggu. Yang ada ikannya itu laguna ke-empat ya,,laguna terakhir yang airnya siap digunakan untuk keperluan seperti penyiraman taman di kawasan Nusa Dua ini (ecoo banget..).
Dari laguna, sambil santap siang nasi box dalam bis, kami menuju kawasan Puja Mandala (kalo pake bahasa Bali bacanya Puje Mandale). Puja Mandala itu suatu kawasan di Nusa Dua yang isinya ada lima tempat peribadatan lima agama besar di Indonesia sebagai simbol kerukunan antar-umat beragama. Dari sisi timur ada Pura, ada Gereja Protestan, Wihara, Gereja Katolik, dan Masjid. Terletak dalam satu baris lho (jadi inget TMII :3). Aku langsung menjamak salat Zuhur dan Ashar.

Gereja Protestan, salah satu tempat ibadah di kawasan Puja Mandala


Setelah itu kami menuju Pantai Dreamland, Pecatu. Konon katanya Beli Wayan, pantai itu ditemukan oleh seorang berkebangsaan Australia. Ada tebing-tebing, dan pasir putih yang menghadap Samudera Hindia. Dan..syutingnya mbak Julia Robert yang judulnya eat, pray, love (makan, doa, cinta. Transletan yang aneh -_-) juga di deket situ. Hihihi..pantaii..aku dataang.
Lumayan juga perjalanan dari Nusa Dua. Jalannya relatif sempit. Naik-turun. Tetapi pemandangannya sungguh cantik. Kata Beli, daerah ini udah daerah paling selatan Pulau Bali. Kakinya pulau Bali. *dimanakah kepalanya Beli..hohoho :D
Norak.com ku beraksi. Heran ngeliat permukaan laut kaya lebih tinggi dari jalan. Kok enggak tumpah ya itu air lautnya,haha. Sepanjang perjalanan menuju Pantai Dreamland banyak disuguhi patung-patung sebagai elemen lanskap jalan serta pemandangan bukit dan padang rumput yang cukup sepi.
Subhanallah..cuakep banget pantainya pemirsaa..

Lalu kami menuju Taman Garuda Wisnu Kencana. Yihuyy,,inilah rencana icon-nya Bali. Belum jadi-jadi sih, sedang dalam proses. Konon sih patungnya bakalan setinggi 150 meter, yaitu patung Dewa Wisnu yang naik burung Garuda. Di Taman GWK sementara baru ada patung torso Dewa Wisnu dan kepala burung garudanya aja. Sisanya ada tempat berdoa untuk yang minta peruntungan, tempat main flying fox, sama panggung atraksi. Nah, panggung atraksi ini nih yang aku tunggu. Mau lihat penampilan tari-tarian daerah Bali itu lho :3
Setelah menyambangi GWK, kami menuju pusat belanja Krisna. Yeah, tadinya dibilang “alokasi waktunya satu jam ya”..ternyata molor dua jam. Begitulah orang Indonesia, kalo udah belanja itu hebohnya tingkat dewa (memang kamu orang apa pram… *koplak)

Lautnya biru seruu!

Menikmati Pantai Dreamland

Mejeng di depan Patung Wisnu sambil bawa spanduk *promosi.com :D

 

Bak..buk..bak.. berhubung enggak pinter belanja, walhasil aku belanja ga jelas. Kacang Bali Aneka Rasa ukuran kecil (kalo di Herpot itu kaya Bertie Bott Every Flavour Bean :P). Lumayanlah buat krauk-krauk.
Sampai di hotel, eh, penginepan aku langsung jamak lagi Maghrib-Isya. Makan. Mandi. Tidur. Kamar mandinya asyik ada keran air panasnya. Norak dah. Fyuuh..