expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 01 September 2014

Tegur sapa

Menyapa adalah pekerjaan remeh. Sekedar menyapa 'Hai apa kabar? Assalamualaikum?' dll adalah aktivitas basa-basi. Tapi bagi saya, menyapa dan disapa ibarat dua sisi uang logam: ada gambar bunga melati dan gambar garuda (fyi ini uang 500-an jaman dulu kala :D). Maksudnya, saya selalu mengalami ritme disapa dan menyapa.

Suatu ketika saya tengah mengalami suasana yang tidak nyaman dengan teman. Percaya sih kalau kita selamanya tidak akan akur dengan teman karena adanya konflik itu ujian dari pertemanan. Dan begitulah, saya jadi malas bertemu dengan teman saya itu, menghindari tempat-tempat yang berpotensi untuk bertemu dengannya, dan jreeng,, Saya bertemu teman saya itu di suatu tempat di dekat kampus. 

Dia menyapa saya.

"Hei Pram, apa kabar, lama nggak ketemu."

Nyesss.. Seketika itu juga rasa tidak nyaman luntur. Entah mengapa saya mendadak lupa dengan kekesalan saya dengannya. Simpel banget

Jaman sekarang mungkin lebih maju dengan munculnya berbagai media sosial yang lebih canggih. Tetapi memang yang lebih nyata pengaruhnya menurut saya adalah bertegur sapa. Yap benar. Say hello. Menanyakan kabar via sms/whatsApp memang tiada salah, saya maklum saja dengan kondisi yang menuntut serba praktis dan cepat. Membantu sih. Saya sering berkomunikasi via whatsApp ataupun sms dengan kawan lama.

Menyapa 'hai apa kabar' memang ramah, tetapi tidak ada salahnya dicoba. Mana  tahu bisa merekatkan silaturahim meski tak sempat bertemu. Mana tahu jadi mengerti kondisi yang sebenarnya terjadi. Barangkali malah berpeluang semakin eratnya hubungan persaudaraan.

Pada dasarnya orang-orang senang diperhatikan bukan? :D