expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 16 Januari 2014

Let us run!

Lari adalah olahraga paling sederhana. Hanya butuh modal sepatu, dan kemauan saja. Kebetulan beberapa bulan belakangan saya lagi senang dengan olahraga satu ini. Main bola nggak bisa, main kasti nggak punya tongkat, main badminton nggak ada raket, berenang belum mahir, kayang belum lincah, hahaha...(banyak alasan ya untuk malas, hahaha). Saya memang nggak jago olahraga. Tidur sih jago. Yaudah deh pilih lari saja untuk aktivitas fisik.

Ada teman saya yang 'menasehati' dan menyadarkan saya untuk olahraga. Alasannya sederhana aja, karena perut saya yang kian membuncit akibat aktivitas olahraga 'mulut' (baca: ngemil :D). Lagipula sehari-hari saya kerjaannya kebanyakan duduk, ngetik. Sebenarnya sih sejak tingkat satu saya rajin lari, tapi angin-anginan. Kalau lagi mood bagus, lari. Kalau lagi nggak, ya nggak lari. Sekarang juga masih sih, hehe. Semakin bertambah usia (tua), kepikiran ingin menekuni olahraga sederhana ini lagi.

Dari beberapa sumber yang saya baca, lari memang memiliki manfaat. Selain menyehatkan karena badan kita bergerak semua, lari bisa membantu tubuh rileks dan tidur dengan lelap. Kalau yang ini sih tanpa lari saya juga bisa. Dua-tiga detik kepala di bantal langsung zzz. Lari juga bisa mengurangi tekanan darah, mengurangi stres (hahaha.. stress..), dan bikin ceria (menurut saya,,bhehehe).

Selalu dikuntit sama gukguk kampus yang suka keliaran

Beruntungnya memiliki kampus yang masih banyak ruang terbuka hijaunya. Mata masih bisa dimanjakan melihat pemandangan yang luas tak terhalang. Pagi di kampus memang bagus untuk lari, terutama pukul lima pagi bakda waktu subuh: udara masih bersih dan suasana sepi. Saya memang tipe yang ogah lari saat matahari kelihatan, soalnya banyak orang dan biasanya udara mulai panas.
Buat yang mata minus sesekali bisa juga dicopot kacamatanya. Sambil lari lihat-lihat hijau pepohonan, kicau burung,, huiih,,, asikk.. Memang untuk awal-awal melakukan olahraga sederhana ini, kaki terasa pegel. Tetapi beberapa kali dilakukan juga akan terbiasa kok (terbiasa pegel..bhehe). Intinya niat aja sih kalau lari. Niatnya: ingin sehat, bugar, semangat, senang. Saya sendiri suka merasa capek banget setelah lari, tetapi capeknya senang. Percayalah, lari itu menyehatkan :D

Harapan saya semoga saya konsisten bisa lari pagi, meski nggak setiap hari.



Senin, 13 Januari 2014

Sudut TMII yang lain

Salam satu jiwa, eh, salam olah raga!

Jakarta diguyur hujan belakangan hari ini, tetapi nggak menyurutkan semangatku untuk olah raga pagi. Hahaha.. yeah,  kesempatan kali ini, lokasi olah raganya yaitu Taman Mini Indonesia Indah alias TMII. TMII terletak di timur Jakarta, tepatnya di kawasan Pinang Ranti, Makassar, Jakarta Timur. Lokasinya strategis, dekat dengan Terminal Bus Kampung Rambutan, Tol Jagorawi, serta ruas tol lingkar luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road --> JORR).

Sambil jalan cepat, diguyur hujan, dan melihat-lihat pemandangan rumah adat (*budaya), saya mencoba jeprat-jepret sudut TMII yang sebenarnya mungkin nggak begitu menarik. Fyi TMII asik lho kamu jadiin sebagai venue untuk lari pagi, jalan santai, sepedaan, atau gelar tiker untuk piknik. Kalau datang pagi, udara masih seger, tenang, hmm.. lumayanlah masih ada lokasi hijau di Jakarta.



Kemuning ini dapat digunakan sebagai border ataupun pemberi aroma di dalam taman kita. Udah ada lho sobat saya yang neliti si tanaman perdu ini hehe (lebih lengkap silakan klik di sini)

Ini signage-nya museum listrik dan energi baru, tapi disingkat jadinya 'mleb'. Ditambah huruf 'u' jadinya 'mlebu' (bhs Jawa: masuk). Hahahaha

Bisa jadi percontohan untuk penataan lanskap jalur monorail nanti nih. Btw Jakarta telat ya mewujudkan monorail. Ini di TMII dari dulu udah ada model monorail.

Bhahaha.. kemana-mana selalu ketemu 'budaya'

Ini gapuranya sedang direnovasi. Jadi inget sebentar lagi Tahun Baru Imlek ya :D