expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 20 Mei 2014

Tamasya ke Solo, Jawa Tengah

Kota Solo bisa jadi pilihanmu untuk destinasi wisata. Selain aksesnya sangat mudah dicapai (bisa dicapai dengan kereta api, bis, maupun pesawat udara), kota ini memiliki nuansa kebudayaan Jawa yang khas. Berikut sedikit reportase saya saat jalan-jalan ke Solo :D

Yang saya suka di Solo, banyak papan nama instansi, nama jalan, nama tempat, menggunakan aksara jawa. Meski saya nggak bisa baca huruf hanacaraka itu, setidaknya ada elemen kebudayaan yang melekat di kota ini.


Yang menarik, sepengamatan saya, orang Solo itu banyak yang hobi jajan lho. Hehe,, tengoklah ke pelosok kota ini. Mudah sekali kamu temui berbagai macam warung, wedangan, lesehan, dll. Dengan harga murah, kamu bisa nikmati berbagai sajian lezat. Yang ini adalah soto kuali. Cobalah juga sosis solo, seperti risol tetapi isinya ayam (mungkin modifikasi sosis ya? kreatif :D).


Ini namanya bestik. Daging cacah lembut berkuah yang,,hmm,,,uenakee.. Harganya memang nggak murah, tapi rasanya jangan tanya. Mantap!

Ini nih namanya selat solo. Katanya sih adaptasi dari hidangan 'salad' yang diadaptasikan ke lidah masyarakat Jawa. Ada telur rebusnya, ada kentang, daging,wortel, buncis, tomat (sehat banget :D). Kuahnya...hmmm segarr.. Meskipun secara porsi emang kurang mengenyangkan, selat solo ini jawara rasa :D

Es dawet gentong. Saya mulanya hanya lewat saja di kawasan Manahan, tiba-tiba ketemu mas-mas penjual ini. Lumayan lah seger-seger dikala panas nyengat.

Jalan Supit Urang. Bentuknya jika dilihat dari citra udara memang seperti supit (sumpit). Ini adalah jalan satu arah. Temboknya menjulang tinggi. Saya sering  melalui jalur ini sebelum mencapai Pasar Klewer dan Masjid Ageng. Entah mengapa bagi saya terasa sekali nuansa keratonnya di kala melalui jalan ini.

Gapura alun-alun selatan keraton (Alun-alun Kidul)

Pura Mangkunegaran. Biasa digunakan sebagai tempat melangsungkan kegiatan kesenian/kebudayaan. 

Bisa saya simpulkan bahwa jalan-jalan di Kota Solo memang mengasyikkan: budaya dan kuliner :D

Lombok #3

Berbeda dengan tetangganya yang lebih dulu pesat berkembang yaitu Bali, Lombok masih dalam tahapan berkembang. Sebenarnya banyak lokasi wisata yang juga tidak kalah lho dengan Bali, seperti Gili Trawangan dkk di Lombok Utara, Pantai Kuta (ini namanya sama seperti di Bali, hehe) yang ada di Lombok Tengah, dan Senggigi (yang ini sudah terkenal menurutku). Kamu juga bisa naik gunung ke Gunung Rinjani lho, dan itu hutannya mirip di Bogor. Hutan hujan tropis. Kontras dengan wilayah Lombok pada umumnya yang relatif kering.

Buat kamu yang lagi di Senggigi, kamu juga bisa melihat Gunung Agung yang ada di Bali. Biasanya nampak di kala pagi atau sore yang cerah. Istilahya borrowed landscape, yaitu meminjam lanskap dari wilayah luar sebagai sumberdaya estetika kawasan :D

Objek yang tak kalah seru di Lombok adalah wisata budaya *budaya.. Dari Bandara Internasional Lombok di Praya, kamu bisa ke arah selatan menuju Kampung Adat Suku Sasak di Sade. Disini kamu bisa liat bentuk bangunan asli rumah Suku Sasak. Menariknya, lantai rumah mereka terbuat dari kotoran sapi lho, hehehe.. Nggak bau kok. Ekologis banget ya :D. Akan ada pemandu yang senang hati menjelaskan kepada kamu mengenai kampung adat ini. Jika beruntung, akan ada lagu selamat datang. Oya, kebetulan kami beruntung karena ada tamu lain datang lalu disambut oleh lagu selamat datang. Bukan lagu sih tepatnya adalah gamelan. Sepintas mirip dengan gamelan Bali, tetapi ada bedanya (dan saya susah mendeskripsikan bedanya dimana, hahaha).
Di wilayah Lombok Barat, kita bisa melihat 'Bali' lho. Di wilayah Lombok Barat (Kawasan Mataram, Ampenan, dan sekitarnya) cukup banyak penduduk etnis Bali yang hidup bersama dengan masyarakat lokal. Cara mudah membedakannya lihat saja arsitektur bangunan rumahnya. Jika pemiliknya orang Bali pasti ada ukir-ukiran khas Bali, hehehe. Menurut bapak supir yang mengantar kami, di Mataram ketika Nyepi tidak ada pemadaman. Upacara adat seperti pawai ogoh-ogoh juga ada. Jadi inilah yang dikatakan kita bisa melihat Bali di Lombok :D 

Tenun khas Sasak, Lombok. Di desa adat sini, kamu bisa beli berbagai macam cinderamata/kerajinan penduduk lokal. Ada sarung, taplak meja, selimut, kain untuk bahan membuat pakaian, gelang, kalung, gantungan kunci, dll.

Yang ini bagus banget buat taplak meja, tapi mahal banget guys. Hehe. Tapi buat kamu yang suka etnik, sebaiknya sih beli :D

Atap yang bersahabat dengan lingkungan: eco-roof. Jadi inget Kampung Naga di Garut (padahal belom pernah juga ke Kampung Naga... -__-)

Bale bengong. Tempat yang asik untuk bengong-bengong. Hehe

Ukir-ukiran khas Lombok. Budaya. Ah, budaya..entah tiba-tiba kenapa tertarik membahas budaya :D

Beli ah buat tatakan gelas. Itu bunganya dibuat dari kulit telur. Udah banyak sih yang buat. Berhubung etnik, dibeli :D

Atap khas Lombok. Itu buat menyimpan hasil panen lho (padi). Elemen budaya banyak diaplikasikan di dalam arsitektur bangunan di Lombok. Perhatikan atap bandara, atap gedung pemerintahan, pendidikan,, Rata-rata mengambil bentuk dari atap rumah adat Sasak dan dapat memberikan 'keterbacaan'  identitas wilayah


Lombok #2

Kuliner Lombok ternyata didominasi oleh selera pedas, hahaha. Kabar baik bagi pecinta rasa pedas! :D Sajian khas yang terkenal di Lombok adalah Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung. Ada juga yang namanya beberok yang mirip seperti karedok di Jawa Barat. Untuk minuman menurut saya standar saja. Berhubung musim kemarau menyengat, kami biasa memesan serba dingin: es teh, es jeruk, atau es kelapa. Di tempat makan tertentu tersedia paket juga lho, ada yang berempat, berlima, dan harganya lumayan terjangkau. Berikut dokumentasi makanan yang saya makan (hehe..)

Perjalanan menuju Sekotong, Lombok Barat. Ceritanya kami memesan pecel ayam komplit di sebuah warung makan pinggir jalan. Dan jreng jreng... Selain ayam, terdapat pula tempe goreng, lalap berupa timun dan kacang panjang, serta sayur bayam segar dengan kuah kunyit. Jangan harap sambalnya tidak pedas, hahaha. Menurut saya sih tidak begitu pedas :D

Nasi Goreng Jawa. Penjual makanan ini dekat dengan tempat kami menginap. Kebetulan yang memasak orang Jawa, jadi biar gampang sebut saja Bunga, eh, nasi goreng jawa. Yaelah, nasi goreng mah dimana-mana ada.. tapi, rasa nggak pernah bohong. Dengan harga yang lumayan murah, nasi goreng jawa ini cocok dengan perut, pas dengan kantong :P

Plecing Kangkung. Biasanya disantap bersama menu Ayam Taliwang. Tipe kangkung dari Lombok berbeda dengan kangkung yang saya jumpai dan nikmati di Pulau Jawa (hehe..). Kangkung Lombok lebih lembut, panjang, dan sedap. Selain kangkung, bahan lain yang digunakan adalah toge, bayam, parutan kelapa, sambal, dan jeruk nipis. Pedas dan segar, hmmm.. :))

Ini dia,, Ayam Taliwang! Menurut si bapak yang mengantarkan kami, Taliwang adalah sebuah daerah dekat Mataram. Dan dari sinilah ayam taliwang tersohor. Ayam ini adalah jenis ayam kampung yang masih berusia muda dan harus hidup secara liar/bebas. Ayam taliwang menurut saya enak. Pedas dan dagingnya lunak (masih remaja soalnya :D). Jangan lupa minum es kelapa biar makin heboh makannya :D

Ini namanya Soto Lombok. Kami makan ini di daerah Pringgabaya, Lombok Timur. Rasanya agak mirip dengan rawon. Kamu bisa pesan soto lombok dengan kikil, ayam, tulang (balung). Isi dari soto ada bihun, kacang goreng, toge, telur puyuh. Jangan lupa pakai kerupuk.. dan jangan lupa nambah, hahaha

Nggak bakal jauh dari yang namanya cabe, kamu harus coba ayam taliwang di wilayah Praya. Pedesnya mak nyus.. Seger sih. Dan pasti bikin nagih :D

Nah, ketemu lagi dengan plecing kangkung.

Ini namanya beberok. Mirip sama karedok di Jawa Barat. Isinya ada irisan timun, kacang panjang, tomat, terong. Kecut-segar-mengejutkan dah :D