expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 10 April 2016

Konser Piano Allevi

Nonton konser? Baru sekali. Dulu konsernya Boi Akih di kampus, jaman saya masih S-1, udah lamaa banget. Itupun ikut-ikutan teman-teman saya. Konsernya pun di gedung GWW. Kalau tidak salah dia aliran jazz apa ya. Ada lagi yang namanya Jazz Goes to Campus, acara jazz masuk kampus. Saya juga males dateng. Bukan tipe yang menyukai nonton ke lapang, berdiri, hahahihi dst sih. Sama temen kelas saya, Sapu, saya juga sering diajak nonton konser biola dll. Tapi saya malas. Di pikiran saya nonton konser harus pakai setelan jas, pantofel, dasi kupu-kupu, duduk, ngantuk. Ndeso bener dah ah saya ini :D

Suatu ketika akhirnya saya diajak Ray nonton konser piano gratis Giovanni Allevi, pianis terkenal dari negeri pizza. Jujur saya males awalnya. Piano. Pasti ngantuk. Tapi karena Ray bilang dia keren dan nggak menimbulkan kantuk (dikira minum obat gitu) akhirnya saya ikutan. Kami mengirim email ke pusat kebudayaan Italia Jakarta lalu mengambil tiket beberapa hari sebelum konser.



Dari sekian banyak pengunjung yang dateng, saya mungkin paling saltum. Sepatu flat, jaket (parno sama dinginnya AC), jeans, kaos. Sebelas dua belas lah sama style-nya Ray. Kami kelewat nyantai sepertinya. Tamu-tamu yang dateng rata-rata pake baju ala-ala pesta Eropa. Ada yang mukanya mirip Thalia, ada yang mirip pemain telenovela, ada pastur, pokoknya saya merasa saya lagi nggak di Indonesia. Ukuran badannya juga kelewat tinggi-tinggi mereka. Makan apa ya mereka, keju, susu, spageti apa ya yang bikin badan jadi jangkung, halah.

Sebelum saya dan Ray masuk, kami mencari Mr Nao Jadi Ray punya kawan Italia, dan kawannya itu menyuruh Ray menemui Mr Nao karena beliau semacam tim-nya Allevi (Kawannya Ray itu udah kenal baik sama si Allevi). Dengan pede-nya saya menegur Mr Nao dengan "Hi I am Pram. Buenos noches" Kemudian Mr Nao agak bingung dan berkata "It is Spanish, not Italian. It must be buona sera" Jreeeng.. Oo.. Ray nahan ngakak. Kena lo Pram, sotoy mau ngomong bahasa Italia yang nongol malah bahasa Spanyol :v

Setelah mengobrol sebentar dengan Mr Nao, saya dan Ray masuk ke dalam ruang pertunjukkan. Hal yang buat saya takjub adalah saya ngeliat piano di tengah-tengah . Piano rumahan saya sering lihat sebelumnya: di rumah Pak Nizar, di rumah Sapu, di rumah temen SMA saya. Tak lama konser dibuka dengan penampilan pianis Indonesia yang memainkan karya Giovanni Allevi, Secret Love. Setelah itu, Allevi muncul dan memainkan karya-karyanya. Di sela-sela pergantian lagu, Allevi menceritakan kisah dibalik terciptanya karya yang ia hasilkan. Karena listening English saya amat kacau, saya berusaha menangkap apa yang dimaksud Allevi. Sementara itu saya melirik Ray di sebelah saya yang tampak mengerti khusyuk menyimak Allevi sambil senyam-senyum. Dalam hati saya "waduh Allevi ini lagi ngomongin apa yaa..gw ga ngertii"

Tampil sekitar satu jam lebih, Allevi memang memukau. Jago banget main pianonya. Meski di tengah-tengah saya sempet tertidur pulas, saya kembali melek berkat disikut Ray. Udah dingin, dengerin piano, lengkap sudah. Di akhir penampilannya, sejumlah panitia dan tamu penting naik panggung, memberikan bunga, lalu berfoto bersama. Allevi tampak terharu dan senang. Oya  dia juga nggak pakai pakaian formal lho, hanya kaos dan jeans kasual (trus kenapa, hahaha).





Selesai acara, kami keluar ruang pertunjukkan. Allevi sudah dikerubuti oleh para fans-nya. Saya dan Ray mendekati kerumuman orang biar dapat tanda tangan dan bisa berfoto bersama. Ray juga bawa CD nya Allevi. Saya ikut-ikutan aja nimbrung :v Cekrekk...foto dah. Allevi orangnya ramah. Udah mau kepala lima, tapi gayanya kaya mas-mas 30-an haha. Kekonyolan berikutnya ketika saya menerima tiket konser saya yang sudah ditandatangani oleh Allevi, "Gracias" ujar saya. Allevi membalas sambil tertawa "Grazie". Oalah,.saya lupa lagi sama kosakata bahasa Italia. Hahahaha.. mau keren-kerenan ngomong Italia malah nyasar Spanyol.

Sukses ya Om Allevi semoga makin mahir main piano :D