Bercerita adalah
cara yang tepat untuk meluapkan uneg-uneg yang ada di kepala. Aku memang suka
bercerita, karena kita bisa tukar-menukar informasi, pengetahuan, pengalaman,
apapun itu :D Kemarin adalah pengalaman yang seru bersama sobatu, Ray. Dia
adalah partner sekelas yang usianya dua tahun lebih muda dariku. Perbedaan dua
tahun berasa tidak berpengaruh: kami tetap nyambung bercerita. Apa saja. Kami
suka cerita-tertawa-cerita-tertawa. Bwahahahaha
Bermula ketika aku
dan teman-teman kelasku pulang selesai magrib. Aku dan Ray seru membahas
sejarah kampus kami. Jujur saat itu aku sedang kesal sedang kerja kelompok.
Rumit. Yeah, sebenernya aku ini ga suka kalo kerja kelompok ga tepat waktu.
Hadeuh.. Untunglah bisa bercerita dengan Ray. Banyak hal menarik yang belum aku
ketahui. Dan dari cerita-cerita Ray, aku jadi tahu. Jadi tahu kalau kampus kami
ini...horor :D Haha,,yeah benar-benar horor. Ada makhluk lain di kampus ini. Ya
fitrah kehidupan lah, manusia dan jin. Hidup di alam dunia. Berkelanjutan *eaa.
Lumayanlah aku bisa ngelupain sejenak kerjaan kelompokku yang belum beres.
Ray bercerita bahwa
situ dekat perpustakaan itu horor karena dulu ada perjaka yang banyak ilang
(katanya ada kerajaan yg isinya perempuan semua gitu), ada staf yang gantung
diri di kampus D, ada pembantaian jaman perang kemerdekaan di asrama belakang,
ada penampakan bantal putih, ada kuburan massal yang jadi gedung mipa, ada
penemuan tulang di gedung gizi kala pembangunan, hiiiyy.. T____T. Mendadak aku
merinding, ngebayangin. Yeah, kampus kami memang seram-seram menakjubkan gimana
gitu *eh
Disamping cerita
horor, ada juga cerita tentang sejarah peresmian kampus kami oleh presiden
pertama. Cerita tentang pohon-pinus-yang-salah-persepsi. Cerita bergesernya
tiang pancang pertama kampus. Cerita tentang pabrik karet dan kebun karet
sebagai kondisi eksisting kampus, ada saluran irigasi yang hilang, cerita
sejarah gww dan bukit yang di-cut, tentang angkot yang masih bisa masuk kampus
dan gerbang asli kampus yang ternyata dekat shelter sepeda gww, cerita konsep
segitiga yang didesain oleh orang Jepang karena saat pembangunan Bogor digoyang
gempa, dan cerita kalo kampus kami ini aslinya luaaas banget –
berhektar-hektar. Ray dan teman-teman sejarahnya, Aini dan Refi, dengan setia
mencari narasumber pelaku sejarah untuk menemukan fakta dan data bagaimanakah
sejarah kampus ini. Nyari artefak juga lho mereka. Ini jurusan lanskap memang
anak tiri segala ilmu (Syahadat,2013). Ilmu lanskap itu, bisa nyusup
kemana-mana ternyata. Jurusan IPS terapan yang terselubung dalam IPB,
hahaha.
Salut sama mereka!
Anak-anak kelas budaya itu tabah dan telaten, meski cuma bertiga orang.
Kemana-mana udah kaya trio kwek-kwek. Tugas mereka seabrek lho padahal.
Lalu, cerita kami
berlanjut mengenai sense of place. Lalu Ray bertanya apakah aku merasa kalo
tiap tempat itu berbeda-beda nuansanya. Tapi aku sepertinya nggak
sensitif,haha. Semua tempat sama aja. Tapi menurut Ray, dia merasa tiap tempat
itu punya nuansa berbeda.
“Mas pram mau ke
gizi (departemen gizi) ga? Hayuk liat yuk, gapapa bareng saya” ajak Ray.
Saat itu kami tengah
bercerita tentang seramnya penemuan tulang belulang saat pembangunan gedung
gizi. Err..aku mendadak ragu. Awalnya aku menolak. Tapi penasaran. Akhirnya aku
dan Ray berjalan menyusuri lorong menuju gedung gizi. Ray berkata bahwa mulai
terasa nuansa yang berbeda ketika kami memasuki lorong gelap, gedung gmsk-LH
yang gelap, dan koridor perbatasan dengan gedung teknik pertanian. Aku bilang
aku tidak merasakan apa-apa. Enggak peka. Haha. Udah kaya persami aja ini jurit
malam. Hm,,ide bagus. Bikin wisata malam kampus dengan Ray sebagai
guide-nya.haha. Unforgettable pasti ini. Judul program wisatanya..: Wisata
sejarah misteri kampus.hehehe..
Kami lalu berjalan
pulang, melewati plaza pinus yang memorial itu. Memorial karena ada perbedaan
persepsi jurusan agh dengan arl tentang jalur shortcut yang dianggap menyalaha
site and plan *haha. bangku-bangku bentuk tombol yang salah lokasi dan nggak
umum bagi orang kebanyakan (padahal dari segi desain punya filosofi sendiri),
tentang Scindapsus aureus yang hilang dari node arl diganti jadi
bambu-dalam-pot yang ternyata berulat dan berkutu, tentang pinus yang tak
berarti apa-apa namun malah dianggap bersejarah, tentang taman gagal yang dibikin
adik kelas arl, tentang hebohnya orang melihat cara sprinkle bekerja,,
bwhahaha...
Malam itu
berasa bwahahah bwhahaha, pengen ketawa terus
Wheh, jam sudah
menunjukkan pukul 9, namun kampus kami masih agak ramai dengan mahasiswa yang
asik ngerjain tugas,, yang ngedonlod pake wifi kampus lebih banyak :D. A
green campus that never sleep,hehe. Mungkin kampusku ini harus lebih peduli
lagi dengan aspek kesejarahan yang banyak hilang tanpa ada pendokumentasian
yang rapi. Dan lewat cerita-cerita Ray, aku jadi banyak tahu tentang
kesejarahan kampus ini..meskipun aku sendiri enggak ngambil kelas sejarah,
haha.
Gimana, seru kan
kampus kami ini? :D