expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 31 Maret 2014

Meet up PARE at Botani

Kakak kelas kami, Doddy, sedang kembali ke tanah air. Saatnya alumni PARE kembali berkumpul! *bacanya pare ala logat inggris ya bukan dibaca pare sayuran :D. Alhamdulilah, beruntung kami semua sedang kumpul di kota hujan Bogor, jadilah Botani Square sebagai venue kami untuk meet up.
Seakan udah seabad nggak ketemu, tempat kumpul kami serasa milik kami aja, hehe. Berisik seru! Gimana nggak, Kak Doddy adalah guide setia kami - kontingen asal Indonesia - saat berkunjung ke Sapporo tahun lalu. Hanya dia dan Tuhan yang tahu tulisan-tulisan Jepang, hehehe. *saya cuma tahu huruf 'no' yg mirip huruf 'e'.. wkwkwk* Kak Doddy juga yang jadi konselor halal kami selama mencari makan dan jajan di Sapporo. Tempat-tempat seru di sana dia juga yang menjelaskan kepada kami dengan senang hati. Always highways, begitu sih motto hidup dia, ahahaha.. Topik obrolan kami (dan nggak ada bosan-bosannya) adalah seputar perkembangan teman-teman PARE kami yang makin seru aja. Tak lupa kedodolan kami selama di sana: diungkit-ungkit lagi tanpa ampun. Dikupas semua secara tajam, setajam golok. Bahahaha.

Tiga jam ngobrol memang nggak kerasa. Banyak banget yang pengen diobrolin. Alamat bakal diusir Botani kalo ga pergi-pergi. Akhirnya, sesaat setelah Tara, temen Sapu dateng, kami langsung pamit pulang. Kak Doddy juga harus kembali ke Jepang. Pertemuan yang amat singkat di tengah-tengah kesibukan kami (sibuk nggak sibuk sih kalo aku, asal timing-nya bisa mah ayok aja hehe). Temen-temenku yang lain aku juga salut: masih menyempatkan untuk bisa kumpul. Yeah, berkumpul adalah obat mujarab untuk pembangkit mood.
Semoga ada kumpul-kumpul PARE lagi yang lebih seru :-)

Haik chiizuu! Tawakiki smile please! :D



Taman Mini

Liburan singkat kemarin saya bikin taman mini. Bukan Taman Mini Indonesia Indah ya..haha. Ini adalah taman mini dalam artian sebenarnya. Bener-bener mini. Ceritanya rumah kakak halamannya mau didesain ulang. Jadilah saya iseng bikin konsep. Konsepnya sih healthy-natural-minimalist *konsep ngarang-ngarang :P.

Bahan-bahannya adalah:
1) batu koral tabur ukuran sedang (Rp 30.000-40.000/karung);
2) rumput gajah mini (Rp 25.000 per meter)
3) lili paris (Rp 1500/polibag)
4) ophiopogon (Rp 1000/polibag)

Cara membuatnya adalah: ratakan permukaan tanah, lalu tanam lempeng rumput gajah mini dengan jarak 10-15 cm. Untuk area yang akan ditaburi batu, padatkan dulu tanahnya lalu isi dengan pasir setebal 5-10 cm. Padatkan lagi. Tabur deh dengan batu. Perhatikan drainase-nya ya. Drainase ini penting untuk membuang kelebihan air saat hujan ataupun lagi nyiram halaman. Kebetulan area yang akan diisi batu adalah pijakan tangga serta area di bawah teritisan.
Lalu tanamlah lili paris dan ophiopogon sebagai border. Jangan lupa disiram. Beri pupuk kompos, atau air bekas cucian air hujan kalo males beli. Voila... this is it.. Jadi deh taman mini-nya. Bisa buat refleksi lho, atau buat nimpuk orang, hahahaha.. Jalan-jalan aja di atas batu sampe bosen kalo lagi ga ada kerjaan. Gas di rumah lagi habis padahal pengen masak? Bisa bikin api lho ala-ala anak pramuka, adu aja batunya + ranting kering, hihi :D
Selamat mencoba.

Tahap persiapan. Siapkan lahan yang akan ditanam. Ratakan permukaan tanah.

Padatkan tanah pada area yang akan ditaburi batu. Tambahkan pasir lalu taburkan batu. Jangan lupa drainasenya. Bisa pakai paralon diameter kecil untuk buang kelebihan air yang selanjutnya dialirkan ke pembuangan air. Sisa lahan lalu ditanami rumput gajah mini.

Voila, this is it. Taman mininya jadi deh. Budgetnya emang mahal di batunya sih. Kalo tanaman mah murah kok.