*entah kenapa gambarnya miring begini* Ini adalah penampakan dari bubur ayam kabita |
Pagi di Bogor Kota senantiasa diwarnai oleh kemacetan, khususnya pada simpul-simpul pertigaan. Parahnya, perut saya belum diisi alias belum sarapan. Memasuki Jalan Mayjen Ishak Djuarsa dari arah Loji, berarti akan melewati Pasar Gunung Batu yang lumayan macet. Pasalnya, di ujung jalan ada pertigaan yang bercabang: ke Bogor Kota serta Ciomas. Tiba-tiba teringat cerita teman kelas saya, Ray, tentang tempat makan bubur ayam yang bernama Bubur Ayam Kabita. Udah lama sih dia cerita tentang Bubur Ayam Kabita ini. Kalo dia yang rekomendasi saya percaya pasti enak soalnya dia pecinta kuliner, hahaha.
Letak Bubur Ayam Kabita ada di seberang Pasar Gunung Batu (ada spanduk "Bubur Ayam Kabita" yang lumayan gede). Segera saya pesan seporsi bubur ayam ke teteh yang stand by di depan panci bubur (buburnya ngepul-ngepul,, harap bersabar makan buburnya pemirsa). Hmm.. ternyata rasanya sedapp.. Kuah buburnya terasa beda dengan bubur yang biasa saya makan, lebih terasa, sulit diungkap dengan kata-kata *hahaha. Ayamnya juga enak. Mungkin karena dampak lapar ya, mangkok saya seolah-olah bocor alias cepat tandas :D. Kamu bisa tambahin sambel, kecap, telur puyuh, atau kerupuk. Karena baru pertama kali ini makan, saya makan versi originalnya. Makan bubur sambil menikmati kemacetan jalan.. *kemudian bikin puisi. Sambil makan, saya liat-liat interiornya: ada foto yang bertuliskan "Alm. H. Lukman 1971". Waw..ternyata sudah lama sekali ada.. Saya berpikir pasti bubur ayam ini cukup melegenda.
Buat kamu yang sedang melintas di kawasan Gunung Batu, Bogor, jangan lupa cobain bubur ayam ini ya. Ngenyangin kok, saya aja ngerasa kenyang hehehe.