expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 17 Agustus 2015

Tamu dari Malaysia

Di bulan kemerdekaan ini, jurusan saya kembali kedatangan tamu dari negeri jiran Malaysia. Kali ini adalah rombongan dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) yang hendak workshop bersama IPB. Yang bikin tepok jidat adalah saya nggak niat jadi panitia di acara ini *ceritanya ngejar dosbing tapi nggak nemu (hrrrrr..Paak..kemana sih Paak) lalu ketemu dosen-dosen dimintain tolong bantuin T__T Tepok jidat kedua saya adalah saat tahu topik kegiatan workshop ini adalah kota pusaka. Heritage-heritage gitu... Hedeuh.. Walhasil jadilah saya 'belajar kembali' tentang kota pusaka. Jujur saya bukan penggemar lanskap sejarah budaya dulunya, tapi..karena over bergaul dengan teman-teman penikmat sejarah budaya, jadilah saya sedikit-sedikit mulai menikmati lanskap sejarah budaya. 

Kebetulan kampus sedang sibuk dengan masa perkenalan fakultas mahasiswa baru dan dalam suasana libur, jadinya suasana agak sepi. 


Kuliah umum tentang 'Kota Pusaka' oleh Ibu Nunung. Ada sekitar hampir empat puluh orang rekan-rekan dari UTM termasuk dua orang dosen. Sementara dosen saya menjelaskan tentang 'apa itu kota pusaka dst..' saya duduk dengerin sambil ngemil cireng berjamaah dipojokan :v *belom sarapan



Baru tahu kalau paspor Malaysia ada statement seperti itu. Wow, saya salut dengan pemerintah Malaysia.


  
Swafoto berjamaah di depan Kantor Balaikota Bogor
Mahasiswa dipecah menjadi beberapa kelompok dan terdiri dari mahasiswa UTM dengan mahasiswa IPB. Adapun kelompok tersebut adalah: kelompok Air Mancur-Jalan Jend. Sudirman, Taman Kencana, RRI Bogor, Jalan Ir H Djuanda, dan Jalan Suryakencana. Mereka diminta untuk membuat konsep perencanaan dan desain yang sesuai dengan tema untuk mewujudkan 'Bogor Heritage City'. Saya diminta menemani survey kelompok Jalan Ir H Djuanda. Whew...selepas zuhur, jalan kaki siang bolong. Hareudang pisan euy... Padahal udah jalan kaki di bawah pohon. Kami sempet mencicipi kue ape di dekat Pengadilan, numpang masuk Hotel Salak juga (numpang pipis dan ngadem), foto ala anak fahutan (disuruh bu Alin) sambil meluk pohon, pokoknya segalanya difoto, hahaha..


Adek-adek panitia dari ARL 48. Yeah, jadi ketularan muda bersama mereka.. huahaha

View halaman Istana Bogor dari depan Kantor Balaikota Bogor. Yang mobil meraah jangan sampe loloos..
Esoknya, hasil dari survey lapang langsung dikerjakan di Studio Desain. Para peserta merumuskan konsep yang sesuai dengan tema heritage. Siangnya, tiap kelompok mempresentasikan gagasan mereka ke tim dosen. 

Buat saya seru sih, jadi kaya ajang listening TOEFL ala-ala, ahahahhaa.. (udah abad 21, bisa bahasa Inggris itu mah kuduu....)

Suasana presentasi di Studio Desain. Tampak dosen saya, Pak Ian, dan dosen dari UTM, Pak Hisham, sedang menyimak penjelasan salah seorang mahasiswa dari UTM.
Teman-teman kelompok saya, dengan lokasi pengamatan Jalan Ir H. Djuanda segmen Sekolah Regina Pacis-sebelum gerbatama Kebun Raya Bogor

Acara workshop seperti ini memang bagus untuk bertukar pengalaman seputar dunia lanskap antara Indonesia-Malaysia. Selain itu, menurut saya pribadi juga jadi sarana belajar bahasa asing gratisan lho. Bagi kami, mahasiswa Indonesia, mungkin akan heran mendengar kosa kata pemadam (penghapus), pokok (pohon), lalu (lewat), gelak-gelak (tertawa), berbeza (berbeda), nak (mau), tengok (lihat), dll. Hehehe.. mungkin bagi mahasiswa Malaysia juga merasa aneh dengan kosa kata Bahasa Indonesia. Memang sama-sama rumpun Melayu, jadi wajar jika berkomunikasi dengan mereka tidak terlalu sulit kok.

Nah, gantian dong, mahasiswa IPB kunjungan ke UTM Malaysia..hehe..



Tidak ada komentar :