expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 13 Maret 2016

Gerhana



Foto-foto di atas sama sekali nggak representatif menunjukkan gerhana matahari yak :D Saya dan Refi sedang menginap di Bogor di tempat Ray. Nggak ada niatan mau merayakan gerhana matahari layaknya turis-turis yang pada pergi ke Palembang, Bangka-Belitong, Pontianak, Balikpapan, Palu, atau Ternate sana. Kami punya urusan masing-masing yang menyebabkan kami jadinya berkumpul di kota hujan.

Pagi hari, saya dan Ray keluar kos, melihat gerhana matahari. Refi nggak mau ikutan, katanya ngantuk.

Saya dan Ray nggak modal kacamata hitam atau kaca film. Kebetulan di luar kosan udah ada bapak-bapak dan istrinya udah pake kacamata hitam. "Dek ayo sini dek, udah gerhana tuh, dipakai kacamata hitamnya" ~ kacamata hitam siapa pula.. saya dan Ray ga punya. "Nih coba lihat pake kacamata hitam saya" kata si bapak-bapak itu. Dengan wajah polos saya bilang makasih dan saya coba "Waw.. subhanallah iya Pak keliatan" seru saya.

Konyol banget, udeh nggak modal kacamata item mau nonton gerhana :D

Sekonyong-konyong langit menjadi agak mendung. Separuh matahari tertutup bulan. Kalo kata berita gerhana ini momen langka. Makanya orang-orang pada rela pergi ke kota-kota yang saya sebut di atas untuk menikmati fenomena alam langka tersebut. Banyak turis asing datang ke Indonesia karena kebetulan hanya Indonesia yang mengalami gerhana matahari total ini.

Bersyukurlah Bogor masih kebagian liat gerhana meski hanya sebagian. Banyak-banyak berdoa dan solat gerhana kalo kata sunnah nabi.

Nah, saya dan Ray mau ikut solat gerhana di mesjid tapi udah keburu mulai :O Whew..mau masbuk juga nggak mungkin. Yaudah deh saya ngiterin jalan raya di seputaran Kebun Raya yang lumayan sepi. Selang setengah jam berlalu, matahari pun kembali terik. Balik ke kosan, Refi nanya "gimana gerhananya? Kelihatan" Ahahahaha..

 See you next time, gerhana! :D


Tidak ada komentar :