expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 22 April 2014

Manuver Pemotor dan Jalan Baru Bogor

Akhir-akhir ini tiap perjalanan ke kampus, saya sering liat kecelakaan motor. Yeah, tingkat kecelakaan motor memang paling tinggi. Makanya kakak-kakak perempuan saya nggak diijinin pakai motor sama Bapak. Saya juga kurang setuju sama pengendara motor perempuan..hehe,,maap bukannya rasis, tapi pengendara motor perempuan kebanyakan agak 'mengerikan' dalam artian mereka sering salip sana-sini dan doyan main klakson. Nyalipnya itu woww..nggak pake acara nengok kiri-kanan langsung whusss.. Dan anehnya mereka suka main klakson toet-toet.. Kadang suka memaklumi c kalo mbak-mbak atau ibu-ibu main klakson yang-tidak-pada-tempatnya. Sabar..

Jenis motor yang umum saya temui di jalan yaitu: motor bebek, motor skuter matik, dan motor gede. Sebenernya ada banyak jenis motor sih tapi ya tiga jenis itu yang sering saya temui di jalan. Makin hari, motor memang makin liar sih. Seperti terburu-buru dan tergesa. Mereka umumnya nggak sabar untuk jadi yang terdepan. Lampu lalu lintas belum hijau pun berani mereka terobos,,brmmm.. Waduh. hati-hati aja deh kalo ketemu tipe pemotor yang urakan macam begini.

Fenomena pemotor yang saya sering jumpai adalah tergesa-gesa, serobot sana-sini, nyelap-nyelip. Manusiawi banget kok. Semua ingin cepat sampai ke tempat tujuan. Tapi memang kebanyakan jadi sosok yang beringasan ketika ada di rimba jalan. Manuver yang tidak wajar.

Lingkungan membentuk karakter seseorang. Karakter kota yang keras, serba berelemen keras, serba dituntut cepat dan tingkat polusi tinggi, belum lagi tekanan batin, pikiran, pekerjaan, maupun urusan pribadi, tentunya berperan dalam meningkatnya fenomena pemotor yang beringasan. Nggak usah jauh-jauh, coba deh ke Jakarta. Rasakan sensasinya jalanan di Jakarta.

Yang punya motor nyalahin mobil (huuu..pake mobil sendirian. Bodi gede tapi isinya cuma satu orang..). Yang punya mobil pun nyalahin motor (dasar motor, bawa kendaraan nggak pake aturan..) Begitulah.

Dan menurut saya, Bogor Kota sudah mulai menuju dan 'meniru' Jakarta, khususnya pada kawasan yang bersinggungan dengan titik-titik pembangunan jalan. Yang sering saya lalui adalah kawasan Jalan Baru, dimana tiba-tiba saya seperti melihat "Jakarta" di Bogor Kota. Ada flyover, underpass, jalan tol, gerbang tol, rambu-rambu yang mengancam, lampu jalan yang tinggi-angkuh, tiang-tiang reklame yang mengotori pemandangan. Kawasan ini terasa 'gersang', gersang fisik maupun jiwa. Elemen-elemen keras berterbaran, sementara elemen-elemen hijau yang menenangkan mulai perlahan hilang. Hal ini diperparah oleh perilaku pengendara kendaraan yang juga makin liar. Semua kendaraan memang melalui kawasan Jalan Baru ini. Melimpah ruah. Sebenernya sedih juga liat pembangunan di kawasan ini yang makin bagus. Ironis sih, infrastruktur membaik tapi nuansa 'Jakarta' tampak makin nyata.

Jika kamu pengendara kendaraan, apapun jenisnya, cobalah untuk taat peraturan lalu lintas dan tidak merugikan orang ya. Setidaknya nggak memperburuk keadaan :)


Tidak ada komentar :