expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 30 Oktober 2014

Penjaga Perpus

Perpustakaan baru setengah jam dibuka. Ibu-ibu petugas perpustakaan sedang mengepel lantai sehingga saya harus menunggu sejenak di bangku di area penerimaan perpus. Tak lama kemudian saya dipersilahkan untuk masuk. Sambil menyeruput minuman yang saya beli, tiba-tiba seorang mahasiswi menyeruak masuk sambil memandang ke arah saya.

“Mas, maaf saya mau urus bebas pustaka. Syarat-syaratnya apa aja ya mas?” celetuk si mahasiswi.
Hampir tersedak, saya meneguk minuman saya sambil tersenyum memandang mahasiswi itu. Dari potongannya dia anak S-1.

“Maaf mbak, saya bukan petugas perpustakaannya. Itu mas yang menjaga perpustakaan,” jelas saya sambil menunjuk mas-mas penjaga perpus yang ternyata ada di balik nakas. Mas-mas yang saya tunjuk hanya memandang bingung ke arah kami.

“Oh, Mas bukan penjaga perpus?”

Etdah, perlu diulang apa ya mbak. Tega amat dah wajah kaya gini wajah penjaga perpus..





Spontan si mahasiswi langsung meminta maaf kepada saya, menyangka saya petugas perpus. Dia mengaku memang tidak pernah ke perpustakaan fakultas ini (Oh my God). Hahaha, sudah nggak apa-apa kok mbak, kata saya.


Untuk mencairkan suasana, saya berbasa-basi dengan si mahasiswi itu. Dia empat tahun di bawah saya. Dia mengatakan bahwa penampilan saya yang rapi (atau kelewat rapi?) tampak sebagai petugas perpustakaan. Ahahah..yeah besok-besok saya pakai pakaian nyantai aja kali ya ke perpus. Beberapa menit kemudian, saat saya sedang di meja perpus sibuk mengetik, dia melambaikan tangan di meja petugas perpus. “Mas, saya duluan ya,” ujarnya. Dan langsung ngacir keluar. Ahaha..

Tidak ada komentar :